selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....

(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)

Jumat, 28 Oktober 2011

Filsafat Transportasi


Sejarah Transportasi
Sejarah transportasi dapat dilihat dari sarana,prasarana atau pengaturannya sehingga sejarah transportasi dapat demikian variatif tergantung sudut pandangnya.
Dari sarana (kendaraannya), pada awalnya manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan berjalan kaki, kemudian menggunakan hewan sebagai tunggangan seperti kuda, dan keledai.  Perkembangan berikutnya manusia berupaya menciptakan teknologi untuk membuat kendaraan, dari sepeda, perahu, sepeda motor, perahu motor, mobil, kereta sampai pesawat terbang.
Dilihat dari prasarananya, manusia pada awalnya menggunakan jalan setapak untuk berjalan atau berkuda, dengan adanya teknologi kendaraan maka teknologi pembangungan jalan pun ditemukan, dari jalan tanah, jalan kerikil, sampai jalan diratakan dengan aspal atau beton.
Dilihat dari pengaturannya, perkembangan pengaturan transportasi juga terus berkembang. Dari tanpa pengaturan, ditemukannya lampu lalu lintas, pengaturan/manajemen lalulintas sampai pengaturan dengan menggunakan teknologi computer seperti intelligent transport system (ITS).

Sabtu, 22 Oktober 2011

produktivitas..... ;)


banyak orang yang setiap harinya kelihatan begitu sibuk, kesonoh-kemarih kayak setrikaan ga ada berhentinya, sampe ga sempat bermuka manis kepada orang-orang yang mempedulikannya, ga ada waktu untuk bercanda, saking sibuknya.. tapi ketika dievaluasi ternyata kecuali utangnya yang makin besar ato reputasinya yang semakin meredup, ia tak menghasilkan produk apa-apa.. ia sich keliatan seperti menghasilkan sesuatu, tapi dilihat lagi hasil-hasil itu tidak lebih dari jarahan hak cipta ato hasil karya orang lain saja....

di sisi lain, banyak juga yang keliatan santai... senyum-senyum, besosialisasi ke sana kemari, menjalin persahabatan dengan siapa saja.. punya waktu luang yang banyak, and tokh ternyata mereka juga sekaligus orang-orang yang produktif dalam kehidupannya.. menghasilkan karya-karya yang sekalipun kecil namun bisa memberi warna dan makna bagi kehidupan orang lain....

sebenarnya apa sich yang membedakan antara kedua jenis makhluk ini ? apakah mungkin manajemen waktu nya dan cara pandangnya ketika melakukan sesuatu yang membuat "kesibukan" mereka menghasilkan sesuatu yang berbeda ?... saya sendiri kurang faham... yang saya pernah ingat adalah petuah orang2 bijak yang kurang-lebih menyarankan hal-hal sebagai berikut untuk produktivitas dan efektivitas :

rencana tinggal rencana :)


suka geli sendiri kalo mengingat kembali rencana hidupku selama ini...

katakanlah waktu aku merencanakan untuk tinggal dimana (waktu beli rumah pertama).. dengan konsep "zero traffic" seperti yang sering diarahkan oleh professor universitas ternama di bandung maka aku memilih sebuah rumah sangat sederhana sekali ketemu lagi ketemu lagi (RSSKLKL) di pinggiran kabupaten bandung. aku waktu itu merencanakan sekalipun rumah itu di pinggiran namun dekat dengan pusat kegiatan keluarga seperti sekolah, pasar dan tempat olahraga. aku pikir keluargaku tidak perlu keluar melewati jalan arteri untuk mencapai tempat-tempat yang dibutuhkan itu dan kesemuanya bisa dicapai dengan berjalan kaki ato bersepeda seperti yang kami sekeluarga biasa lakukan selama dua tahun tinggal di yogya.. (saat merencanakan itu anakku no 1 dan ke 2 masih SD, yang ketiga belom lahir)..
kenyataannya setelah aku menetap disana, anak-anak ga ada yang mau sekolah di deket rumah, mereka lebih suka keluar dengan pertimbangan sekolah yang jauh lebih berkualitas dan lebih keren.. mamanya anak-anak juga ga suka berbelanja di pasar yang deket, dia sukanya belanja di tempat yang lebih nyaman.. alhasil konsep "zero traffic" pun cuma sebatas angan-angan saja.. hehe..

Rabu, 12 Oktober 2011

menjual dirimu....

"kalau kau ingin kehormatan maka jadilah pegawai, kalau ingin ketenangan jadilah petani, dan kalau ingin jadi orang kaya maka jadilah pedagang", itu kata pepatah yang mengarahkan pilihan jenis pekerjaan sesuai dengan ketertarikan masing-masing individu.rupanya semakin hari setiap orang semakin menyadari bahwa begitu pentingnya uang dalam kehidupan "modern" seperti sekarang ini. dulu cinta tidak bisa dibeli dengan uang, dulu kehormatan orang tidak bisa dibayar dengan angpao, dulu kekuasaan berkaitan dengan kharisma, sekarang? cinta bisa dibeli, kehormatan juga sama, kekuasaan juga tidak berbeda. hampir kegiatan semua membutuhkan uang, bahkan pipis pun sekarang harus pake uang.. ga salah bila kemudian timbul pepatah baru "memang tidak semua membutuhkan uang tapi apa-apa butuh uang".. menyadari hal ini maka banyak individu lebih tertarik untuk menjadi pedagang dengan pertimbangan lebih efektif untuk menghasilkan uang dan mungkin pada gilirannya bisa jadi orang kaya... akibat dari banyaknya orang yang maunya jadi pedagang, maka penuhlah semua ruang yang ada menjadi lingkungan pedagang, di dalam bus, dalam kereta, pinggir jalan, di terminal, ke kantor-kantor, ke rumah-rumah, bahkan ke halaman-halaman internet dipenuhi dengan barang dagangan....

tingginya minat manusia untuk menjadi pedagang ini membuat tingkat persaingan antar pedagang semakin tinggi, bukan hanya antar pedagang kecil, pedagang kali lima, bahkan perusahaan-perusahaan besar pun menghadapi dan merasakan semakin ketatnya persaingan dalam dunia perdagangan ini. banyak perusahaan besar mengupayakan berbagai macam strategi pemasaran untuk tetap bertahan dalam dunia perdagangannya, dari upaya meningkatkan suntikan dana dari pinjaman, semakin menggencarkan iklan, sampai turun menyaingi pedagang kelontongan (lihat berjamurnya toko swalayan di jalan-jalan kita). tidak jarang perusahaan yang besar kemudian gulung tikar karena tidak mampu bersaing. dan kita semua bisa bayangkan jika perusahaan besar saja bisa gulung tikar, bagaimana dengan perusahaan kecil ? mereka bukan hanya gulung tikar, tapi mungkin tergulung ga tau kemana....

Senin, 10 Oktober 2011

pelajari keinginanmu....

banyak orang yang tidak tahu apa yang diinginkannya.
kita biasanya menginginkan sesuatu berdasar bayangan kita sendiri. tidak tau baik atau tidaknya jika kita mendapatkan keinginan itu, kita hanya mengupayakan (kadang dengan cara apapun) untuk mendapatkannya. dan ketika kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut kita jadi bingung sendiri. kenapa? karena kita baru menyadari bahwa untuk segala keinginan yang kita peroleh, dengan serta merta kita mendapatkan sesuatu yang (mungkin) tidak kita sukai : tanggung jawabnya...

(perilaku) manusia bisa dibagi dalam beberapa kelompok : mereka yang tahu apa yang diketahuinya, mereka yang tidak tahu apa yang diketahuinya dan mereka yang tidak tahu apa yang tidak diketahuinya.dari tiga kelompok ini mayoritas adalah kelompok ketiga, kebanyakan dari kita tidak tahu apa yang tidak kita ketahui, karena kemalasan memang sudah menjadi sifat manusia. orang bijak berkata "tidak ada cara yang tidak akan ditempuh manusia untuk menghindari kerja keras berfikir". kita memang malas untuk sekedar mempelajari keinginan kita, kalau bisa sich kita mendapatkan apapun yang kita inginkan dengan tanpa berfikir, sim salabim ! abrakadabra!....

Sabtu, 08 Oktober 2011

kita semua sama.... :)


Anda mungkin suka heran kalo ketemu orang yang sombong, merasa dirinya lebih hebat, derajatnya lebih tinggi dari sesamanya... sama saya juga bingung....hehe

kok bisa-bisanya yach cuma karena seseorang mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki orang lain, menempati posisi tertentu, mengalami hal yang tidak dialami orang lain kemudian membuat mereka angkuh tidak memandang sebelah mata kepada kita. padahal sudah jelas dalam ajaran agama juga, setauku sich pesan inti dari semua ajaran agama yang ada di muka bumi ini adalah kasih sayang dan persamaan hak (dan kewajiban) antara sesama manusia, sebagai contoh inti ajaran Budha adalah dharma, Budhis menentang sekali keberadaan kasta yang membedakan derajat antar manusia.Budha mengajarkan bahwa semua orang akan mendapat karmanya sendiri, Ajaran Yahudi juga sangat menentang siapun yang merasa dirinya "lebih suci" dari orang lain. Inti ajaran Kristen adalah kasih sayang kepada sesama dan persamaan haknya, Kristen mengajarkan jika pipi kirimu ditampar maka berikan pipi kananmu. Islam juga tidak jauh berbeda, 80% isi Al Qur'an adalah berupa hubungan (yang baik) antar sesama manusia, persamaan hak sesama muslin sangat dihargai dengan tidak ada pembedaan derajat ketika melakukan sholat, siapapun berhak untuk berada di shaf depan sekalipun yang datang belakangan adalah katakanlah Direktur Bank Jabar, toleransi begitu dihargai dan dicontohkan pada masa pemerintahan Nabi Muhammad SAW, mesjid dan gereja menggunakan gedung yang sama secara bergantian ...Muslim juga diajarkan untuk selalu memaafkan kesalahan orang lain sebelum mereka meminta maaf kepada kita, muslim bahkan menganalogikan, jika kita mengolok-olok sesama maka itu sama dengan memakan bangkai saudaranya sendiri..... ajaran agama lain pun kupikir tidak ada bedanya karena semua agama mesti mengajarkan hal-hal yang baik untuk umatnya... kenapa setelah sekian ratus tahun ajaran itu kita terima kita masih ga ngerti juga, bahkan tega menyakiti saudara-saudara kita sesama manusia ? apa contoh dari pemimpin kita udah keliru?  ,

Rabu, 05 Oktober 2011

ukuran kesuksesan (seorang) pria... :)

banyak pria mengukur kesuksesannya dari berapa jumlah kekayaan yang telah dikumpulkannya, berapa wilayah yang dikuasainya, berapa jumlah kendaraan yang dimilikinya, ilmu yang dikuasainya, berapa orang wanita yang diperisterinya (ups!).. tentu saja tiap orang boleh-boleh saja punya ukuran sendiri-sendiri sesuai dengan pemahamannya masing-masing....

aku sendiri lebih senang mengukur kesuksesan seorang pria dari keberhasilannya dalam membina keluarga. mungkin karena aku nge-fans berat pada ajaran Confucius yang menyatakan dengan tegas bahwa "kekuatan sebuah negara ada di (rumah) keluarga". keluarga adalah struktur sosial terkecil dimana anggota keluarga hidup dan berkembang. positif atau negatifnya perilaku anggota keluarga ketika di luar rumah akan sangat dipengaruhi perlakuan yang diterimanya di rumah masing-masing... jika kita perhatikan mungkin para pelaku penyimpangan seperti kekerasan, tidak menghormati orang lain, kurang toleransi kepada sesama, sampai perilaku-perilaku pengambilan hak-hak orang lain mungkin sangat dipengaruhi oleh "sistem pendidikan" mereka di rumah masing-masing..

Sabtu, 01 Oktober 2011

jangan suka berbohong....

lagi teringat cerita di suatu daerah di Sulawesi Selatan, disana ada seorang pemuka agama yang tidak pernah kekurangan apapun, semua kebutuhannya terpenuhi, apapun yang dia inginkan dapat diperoleh. katakan saja ada santri yang tidak punya uang untuk membayar kebutuhan hidup, dia bisa mengambil uang dibalik bajunya padahal sebelumnya tidak ada apapun disana.
sempat ada seorang yang datang ingin berguru kepada beliau, setelah sekian lama belajar, murid ini bertanya bagaimana caranya agar ia dapat melakukan hal-hal yang dapat dilakukan gurunya. ternyata syaratnya susah-susah mudah : "jangan pernah berbohong"...

saya sendiri tidak secara langsung menemui Sang Kyai, saya mendapatkan cerita ini dari seorang teman dekat sewaktu saya belajar di Makassar. cerita ini untuk saya sangat menarik karena mungkin saja selama ini kita tidak dipercaya sesama, jauh dari rejeki, dan mungkin juga belum dekat dengan Tuhan karena keseringan berbohong. entah dengan alasan berbohong untuk kebaikan atau berbohong agar jangan sampai lawan kita tersinggung jika kita jujur..

saya ingat cerita pewayangan juga yang menggambarkan betapa kejujuran bisa membuat kita hidup dengan banyak "kelebihan". mungkin anda yang suka nonton wayang tau yang namanya Prabu Yudhistisa ? dia adalah raja kerajaan Pandawa.. karena dia tidak pernah berbohong maka singgasananya tidak menapak ke lantai. dia tidak pernah menggunakan alasan berbohong untuk kebaikan sesama, menutupi sesuatu, atau mengkamuflasekan sesuatu, dia selalu menyampaikan apapun apa adanya saja. hanya satu peristiwa yang membuat ia harus berbohong yaitu dalam peperangan Bharatayudha. pendita Dhurna yang berpihak kepada Kurawa tidak akan terkalahkan terkecuali dia dalam kondisi frustasi. dan untuk membuat Pendeta Dhurna frustasi adalah dengan mengatakan bahwa puteranya Aswatama telah gugur dalam pertempuran. karena Prabu Yudhistira tidak mau berbohong, maka saudara-saudaranya membunuh seekor gajah yang bernama Aswatama. ketika kematian Aswatama ini disampaikan kepada Pendeta Durna, ia tiak mempercayainya terkecuali yang mengatakannya adalah Prabu Yudhistira yang sepengetahuannya memang tidak pernah berbohong sepanjang hidupnya. maka datanglah Pendera Durna menemui Prabu Yudhistira untuk menanyakan kebenaran berita ini, dan karena didesak oleh saudara-saudaranya termasuk Kreshna maka dengan sangat terpaksa Prabu Yudhistira mengatakan bahwa "(gajah) Aswatama telah mati". kata gajah diucapkan demikian pelan sehingga Pendeta Dhurna tidak mendengar, yang ia tangkap ditelinganya adalah Aswatama (putera)nya telah mati. dan Pendeta Dhurna pun kemudian dapat dikalahkan dalam pertempuran. yang paling berkesan untuk saya sewaktu menonton kisah itu adalah, setelah kebohongan untuk kebaikannya tersebut, singgasana Prabu Yudhistira jatuh menempel ke tanah! pertanda bahwa dia telah menjadi manusia yang tidak bisa dipercaya lagi...

ga ngerti apa latar belakang cerita seperti itu, mungkin banyak unsur dilebih-lebihkannya namun rasanya bisa menjadi pelajaran untuk kita semua .. kata orang bijak juga "banyak karya seni tidak lebih dari kebohongan untuk menggambarkan kebenaran/realita". kenapa saat ini tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya rendah, tingkat kepercayaan murid kepada gurunya juga merosot, keyakinan kepada pasangan, bawahan kepada atasan, buruh kepada majikan dan sebaliknya terus dipertanyakan. mungkin alasannya adalah kejujuran saat ini sudah menjadi barang yang amat langka.. jika saja kita tau betapa besarnya dampak positif yang timbul jika kita saling jujur, bukan hanya isteri, anak, teman kantor, atasan akan percaya penuh kepada kita.. bahkan mungkin musuh kita pun akan menaruh respek kepada kita sebagaimana digambarkan dalam cerita kepercayaan Pendeta Dhurna kepada Prabu Yudhistira.....

masalahnya adalah kita sering takut untuk berkata jujur, takut ditinggalin pasangan, takut tidak dihormati lagi, takut kehilangan pamor dan lain sebagainya, padahal kenyataannya semua kita juga tau bahwa di muka bumi ini tidak ada manusia yang sempurna, kita telah kotor oleh perilaku kita sendiri dan yang lebih mengotori lagi kita menutupi semua itu dengan kebohongan demi kebohongan..

"Kita? elo aja kalee" kata pemirsa protes.... iya dech, iya.. iya Anda semua jujur.. penulis aja yang kerjaannya ngeles mulu.. hiks hiks