selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....

(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)

Minggu, 20 Februari 2011

rujiiittttttt..... ! :(

ada temen dari Uganda nanya ke sayah "bagaimana kondisi transportasi Indonesia ?".. saya jawab aja dech "rujit !".. tau dia ngarti apa kaga dah yang penting saya dah jawab..

"rujit" itu mungkin kalo diartikan ke dalam bahasa Indonesia itu artinya pusing, banyak gangguan, banyak yang hilir mudik ga jelas, banyak rongrongan.. sejenis itulah... ato Anda bisa menterjemahkan dengan lebih baik ??

abis emang pusing sich.. baru mengemudi beberapa meter dah terhenti karena ada kendaraan yang keluar dari rumah makan, baru nge-gas sedikit ada yang nyeberang, ngerem lagi, baru ada yang nyeberang ada yang masuk ke pom bensin, kena macet karena akses keluar masuk perumahan, lampu lalulintas ga dipatuhi, rambu dicuekin.. pengemudi yang ga punya SIM berkeliaran.. sumbangan dari sumbangan tempat ibadah, pengemis, organisasi preman pada nongkrong di pinggir jalan.. wahhh pokoknya rujiiiiiiiiiittttt !

terus sapa yang mau tanggung jawab dalam kondisi serba acak adut kayak begini ? gue ya ? karena gue kerja di dinas perhubungan ? iya dech... emang itu sebagian adalah tanggung jawab gue juga.. saking pusing mikirinnya makanya kita tulis disini.. kale aja ada yang bisa ngasih "bongbolongan" = (petunjuk).. hehehe

Selasa, 15 Februari 2011

manajemen (lalulintas) kreatif... :)

pernahkah Anda perhatikan pengaturan lalulintas yang ada pada ruas jalan yang Anda lewati terutama di persimpangan ?

dilihat dari "kacamata" keselamatan lalulintas, persimpangan yang tiap kaki persimpangannya berjauhan seperti gambar paling kiri berpotensi menimbulkan kecelakaan lalulintas lebih tinggi daripada persimpangan yang tiap kakinya tegak lurus..

untuk itulah saya menyebut persimpangan yang tiap kakinya berjauhan (stagger) dan persimpangan yang kaki persimpangannya miring (serong) sebagai persimpangan primitif...

melalui manual yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, sekarang tiap persimpangan diarahkan untuk tegak lurus dan apabila kondisi lalulintas tinggi disarankan untuk menggunakan lampu lalu lintas (traffic light).. pada gambar diatas saya menyebutnya sebagai manajemen lalulintas modern...

namun apa yang terjadi belakangan ini ? sehubungan (akui sajalah) kesadaran masyarakat dalam berlalulintas masih demikian rendah maka pengaturan lalulintas modern pun dimodifikasi lagi... mungkin karena masyarakat pengguna jalan belum tahu bahwa di persimpangan (baik yang diatur atau tidak) ada "aturan tidak tertulis" yaitu skala prioritas yang mengutamakan arus lalulintas pada jalan utama (jalan mayor) maka para pengemudi masih saja terus-terusan "slonong boy" (=seureudeug) dan saling maksa untuk saling mendahului.. maka didesain lah manajemen lalu lintas kreatif sebagaimana gambar diatas (kanan bawah)... ga tau siapa yang mula-mulain tapi demikianlah jadinya.. :)

saya sendiri sampe sekarang belom begitu faham bagaimana penegakan hukumnya karena pengaturan lalulintas kreatif ini umumnya menggunakan rambu-rambu lalulintas yang "asal-asalan", ga sesuai standar, dan kayaknya sich ga ditetapkan dalam peraturan daerah.. padahal ini adalah dasar hukum utama untuk penegakkan hukumnya bila ada pengguna yang melanggar... rambu lalulintas dan sejenisnya dapat mengikat jika ia telah ditetapkan dalam aturan (daerah) dan disosialisasikan kepada masyarakat (sekurang-kurangnya dalam waktu 2 minggu khan?)....

apapun itu, kita semua memang sedang dalam proses belajar.. sepanjang niatannya baik, rasanya kita perlu hargai siapapun pencetus ide "manajemen kreatif" ini.. hehehehe... mantaps !

Minggu, 13 Februari 2011

ukuran keberhasilan pemerintah ...

"keberhasilan pemerintah  dapat diukur dari pengurangan pengeluaran masyarakat untuk keperluan transportasi" demikian menurut pejabat Kementerian Perhubungan yang menurut pandangan saya sangat logis dan bisa diterima oleh mereka yang memang peduli pada kelangsungan penyelenggaraan transportasi di negara kita. mengapa demikian ? karena sejauh ini sistem transportasi yang dipandang sebagai "penggerak roda perekonomian" telah bekerja kebalikannya yaitu hanya sebagai penambah pemborosan negara, lihat saja kemacetan lalulintas, polusi udara, pemborosan energi dan lain sebagainya yang selama ini terus terjadi dan kelihatannya belum "menyentuh hati" siapapun untuk memperbaikinya...

beliau (pejabat Kementerian diatas) menghitung secara sederhana yaitu jika pengeluaran keluarga untuk transportasi diatas 20%, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pemerintah elah gagal. di negara maju, pengeluaran transportasi yang dapat ditolerir adalah dibawah 10%. katakanlah jika income keluarga Anda dalah Rp 3 juta maka pengeluaran Anda untuk transportasi seharusnya adalah dibawah Rp 600 rb per bulan, jika lebih dari itu maka Anda boleh mengatakan bahwa pemerintah telah gagal... "kenapa pemerintah ga memperhatikan transportasi publik??" gitu yang dapat Anda pertanyakan....

terus kenapa yang diukur adalah kinerja pemerintahnya ? (konon khabarnya) karena arah penyelenggaraan transportasi sangat ditentukan oleh keinginan politik (political will)nya.. jika politik mengarah pada perbaikan transportasi maka transportasi kita akan membaik, sebaliknya jika politik kita lebih mengurusi hal-hal lain seperti bagi-bagi "rejeki" aja, ngurusin popularitas, masih berorientasi pada kepentingan pribadi ato golongan.. maka kayaknya sich kita masih belum bisa berharap banyak untuk perbaikan kualitas transportasi... inget khan pepatah bijak : "bagian yang diperhatikan akan lebih berkembang" ?

bertaburannya sepeda motor di jalan saat ini (katanya) dapat pula dianggap sebagai indikasi awal kekurangpedulian pemerintah kepada rakyatnya, seperti kekurangpedulian orang tua kepada anaknya, ketika anak tidak diberi "uang jajan" yang memadai, mungkin ia akan mencarinya sendiri ! demikian pula masyarakat kita.. ketika pemerintah tidak mempedulikan penyediaan transportasi publik maka masyarakat mencari alternatif lain seperti penggunaan sepeda motor yang harganya saat ini "lebih murah daripada kacang goreng" karena bisa bawa pulang motor tanpa DP !.. dan dipenuhilah jalan-jalan kita dengan moda angkutan yang tidak memenuhi standar keselamatan.. (liat trend kecelakaan lalulintas di negara kita !)...

jadi apa donk yang harus dilakukan oleh pemerintah kita ? btw, siapa yach penulis posting ga penting ini ? :)

Kamis, 03 Februari 2011

takut nyeberang jalan....

"sebuah kota dikatakan manusiawi bukan ketika ia memiliki jalan dan kendaraan tapi ketika orang tua merasa tenang membiarkan anak-anak balitanya bermain di lingkungan" itu kata para Leader kelas dunia yang telah sukses membangun kota seperti di Brazil, India, Columbia dll dsb...

bagaimana dengan kota kita? rasanya sich jangankan anak-anak yang jelas pengetahuan dan pengalamannya masih sangat minim, lha wong kita-kita aja yang udah banyak pengalaman hidup (dibaca: dah tua!) masih takut untuk berkeliaran di jalan,... mengemudi di jalan yang mana pengemudi ugal-ugalan yang notabene mungkin ga punya SIM (sekalipun punya mungkin bisa diragukan keabsahannya).. apalagi yang namanya menyeberang jalan! rasanya menyeberang di jalan-jalan kita serasa antara hidup dan mate gitu.. saya sih kalo boleh bawa galah ato bawa tameng mending bawa aja daripada harus mempertaruhkan nyawa kayak begitu... pak polisi pengatur lalu lintas aja ada yang ketabrak motor di Bandung! :(

saya juga suka perhatiin sih pegimana cara orang-orang nyeberang di kondisi ini, umumnya para penyeberang emang nekad, mungkin di otaknya adalah "demi sebuah perubahan maka saya harus menyeberang!".. kalo pengemudi sepeda motor, umumnya sih sekarang emang "seureudeug" (apa yah bahasa indonesianya? bingung).. yaaa muka motor tuh ditongolin duluan gitu dengan harapan kendaraan lain berhenti.. ini metode menyeberang terbaru dibanding metode lama yang menggunakan cara "mlipir-mlipir" (nyuri-nyuri dari samping gitu deeh)

pikir-pikir kita aja yang masih sehat (jasmaninya, ga tau kalo rokhaninya) punya perasaan deg-degan sewaktu menyeberang jalan, pegimana kalo orang jompo, kaum diffable (penyandang cacat)... kayaknya mereka akan selalu berpandangan bahwa dunia ini bener-bener ga adiiiil !...

sebenernya sih udah ada upaya untuk menyediakan fasilitas penyeberangan , katakanlah zebra cross, jembatan dan terowongan penyeberangan.. namun itu juga kayaknya sih belom ada efektinya.. penyeberang males menggunakan jembatan penyeberangan karena terutama wanita suka diintipin roknya pas waktu naek-turun jembatan.. terowongan juga kurang disukai karena mereka takut kesendirian.. apalagi sekarang khan kejahatan terus meningkat di tempat-tempat umum seperti itu.... untuk zebra cross, katanya sih emang orang indonesia yang sukanya intant-instant ini ga suka kalo harus nyari-nyari zebra cross hanya untuk menyeberang, mungkin prinsipnya "ngapain cari nyang jauh kalo bisa lewat jalan yang deket" kale... upaya pemerintah dengan menuliskan "penyeberang jalan pada zebra cross ini dilindungi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009" juga kayaknya sih belom bisa mengambil hati masyarakat yang konon kabarnya tingkat kepercayaannya kepada pemerintah masih rendah.. mungkin karena keseringan diboongin orang kalee..

dengan kondisi yang menyulitkan pergerakan manusia ini, masyarakat yang mampu untuk membeli mobil akan terus kemana-mana memakai mobilnya, karena emang lebih aman di dalem mobil daripada jalan-jalan sendirian khan ? tinggal tutup kaca jendela, simpen obeng di samping kemudi, kalo ada yang macem-macem yang tinggal colok aja matanya.. kalo yang cewek mungkin tinggal bawa semprotan !... kondisi ini juga dengan sendirinya akan terus membuat penggunaan kendaraan pribadi menjadi primadona di negara kita.. padahal udah kita bahas sebelumnya bahwa umur penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ini paling-paling sampe Tahun 2020, khan ? yaaa.. emang bagus sich buat dealer mobil ! tapi jelas ga bagus buat kemajuan sosial kemasyarakatan negara kita.. bukankah tujuan nasional kita daridulunya juga adalah menuju masyarakat yang adil dan makmur ? lha kalo cuman mereka yang mampu beli kendaraan aja yang bisa (sedikit) merasa aman dan nyaman di jalan, artinya khan tujuan nasional kita ga tercapai.. bukan begitu brader ?

lalu apa dong yang seharusnya kita lakukan untuk setidaknya membuat para penyeberang jalan merasa aman yang pada gilirannya akan mendorong pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi pemborosan energi, serta mungkin ujung-ujungnya dapat membuat kota kita sedikit lebih manusiawi ? kayaknya sich emang perlu perbaikan secara keseluruhan (holistik), dari penyediaan fasilitas pejalan kaki yang memadai dan "disukai", kepastian hukum, dan pembangunan infastruktur yang berpihak publik....

emang sich solusi diatas terlalu luas, kayaknya perlu penjelasan rinci... tapi sabar aja brader and sisters... kapan-kapan kita bahas kalo ada waktu dan kesempatan, kalo ga lupa, kalo lagi mau, dan mungkin kalo utang kita udah lunas.. untuk sementara ini saya minta respon aja dech dari pembaca.. what do u think ? :)

==========
tips :
"sementara belom ada fasiltias penyeberangan jalan yang memadai, saya sangat menyarankan agar para penyeberang jalan terutama anak-anak, wanita dan orang tua untuk menyeberang dengan bergerombol" :)