selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....

(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)

Rabu, 22 Juni 2011

rencana tinggal rencana.. xixi... (tulisanku di fb)

suka geli sendiri kalo mengingat kembali rencana hidupku selama ini...

katakanlah waktu aku merencanakan untuk tinggal dimana (waktu beli rumah pertama).. dengan konsep "zero traffic" seperti yang sering diarahkan oleh professor universitas ternama di bandung maka aku memilih sebuah rumah sangat sederhana sekali ketemu lagi ketemu lagi (RSSKLKL) di pinggiran kabupaten bandung. aku waktu itu merencanakan sekalipun rumah itu di pinggiran namun dekat dengan pusat kegiatan keluarga seperti sekolah, pasar dan tempat olahraga. aku pikir keluargaku tidak perlu keluar melewati jalan arteri untuk mencapai tempat-tempat yang dibutuhkan itu dan kesemuanya bisa dicapai dengan berjalan kaki ato bersepeda seperti yang kami sekeluarga biasa lakukan selama dua tahun tinggal di yogya.. (saat merencanakan itu anakku no 1 dan ke 2 masih SD, yang ketiga belom lahir)..
kenyataannya setelah aku menetap disana, anak-anak ga ada yang mau sekolah di deket rumah, mereka lebih suka keluar dengan pertimbangan sekolah yang jauh lebih berkualitas dan lebih keren.. mamanya anak-anak juga ga suka berbelanja di pasar yang deket, dia sukanya belanja di tempat yang lebih nyaman.. alhasil konsep "zero traffic" pun cuma sebatas angan-angan saja.. hehe..

dalam kondisi seperti itu aku sering kepikiran, ternyata emang sulit sekali mengaplikasikan sebuah rencana karena memang pada akhirnya faktor lingkungan akan berpengaruh demikian besarnya, selain itu pula kenyataannya setiap manusia punya keinginan yang rasanya sih takkan ada seorangpun yang bisa menebaknya.. dan keinginan-keinginan itupun seharusnya didukung karena positif thingking nya tidak ada seorang pun yang menginginkan keburukan untuk dirinya, jelas setiap kita menginginkan yang terbaik untuk diri kita masing-masing... aku sendiri tidak mau begitu saja disalahkan oleh keluarga yang misalnya memilih rumah kok di kampung, yang kurang prospektif. aku juga gini-gini juga master transportasi loh! aku sudah mempertimbangkan semua itu dengan berkaca pada perusahaan cokelat di swiss yang menempatkan pusat-pusat produksinya di tempat yang jauh dari keramaian dengan pertimbangan faktor ekonomi dan konsentrasi pengembangan kualitas produk.. lagipula menurut pandangan aku, tinggal di kota lebih banyak mudharatnya daripada benefitnya, misalnya kita akan banyak terganggu kebisingan, polusi, godaan untuk sering jalan-jalan, dan yang lebih parah adalah kualitas hidup juga rendah.. ingat bahwa menurut penelitian ItB, "80% sumur di wilayah Bandung Kota tercemar bakteri e-coli"...

kalo ngomong gitu yaa mungkin yang tinggal di kota pada kesel sama saya.. mungkin aja mereka bilang "ah! elo aja yang ga mampu beli rumah di kota makanya ngoceh sembarangan!"... iya iya dech.. emang gw mah udah norak, jelek, bokek, idup lagi.. elo2 orang deh yang bener dan cerdas semua.. hehe

lagian yang begituan ga usah terlalu difikirin, rencana yang tinggal rencana itu bukan cuman kita doang yang ngalamin.. aku sendiri pernah ndenger pensiunan pejabat jawa barat jaman orde baru yang cerita tentang rencana pengembangan provinsi kita tercinta (jawa barat) dulu.. segala macem studi dilaksanakan sampe studi banding ke mancanegara, rencana ini, rencana itu disusun.. dalam prakteknya mah hampir semua ga terealisir karena banten kemudian memisahkan diri...
liat lagi case DKI Jakarta yang dalam rencana induk tata ruangnya dulu ga pernah nyebut-nyebut masalah bus way and tokh kemudian ketika direalisasikan malah banyak mangfaatnya...
liat juga skup yang lebih besar, katakanlah di dunia internasional.. rencana segala macem dibikin yang konon kabarnya untuk kesejahteraan seluruh umat manusia.. kata yang negatif tihing2 mah : "ah! tetep aja cuman nguntungin negara adidaya aja, negara miskin mah tetep aja dalam posisi berkembang.. dan yang berkembang terus mah jelas utangnya doang!"...

melihat case-case itu mungkin kemudian sebagian (besar) dari kita ga terlalu mempedulikan arti penting rencana.. sekalipun kata para perencana "segalanya berawal dari sebuah rencana" tapi sapa yang mo ndengerin.. lha wong kemudian setiap kita jalan sendiri-sendiri.. yaaa terserah aja dech, pada gilirannya akan kembali ke persepsi masing-masing, mo direncanakan dengan matang, mo gimana besok, suka-suka Anda aja dech.. yang perlu kita sadari adalah seperti kata temen saya yang cerdas (B'tri) "segala sesuatu ada resikonya" dan menurut perspektif agama juga suatu saat nanti tiba giliran dimana setiap kita akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kita lakukan, saat dimana seorang ayah tidak bisa menolong anaknya, saat seorang kekasih tidak mempedulikan pujaan hatinya, saat dimana setiap kita sibuk memikirkan keselamatan diri masing-masing....

============
buat aku sendiri, ada sebagian yang aku rencanakan dengan sebaik-baiknya dan aku "kawal" dengan sepenuh hati.. serta ada juga sebagian yang lain yang aku lakukan sambil lalu (tidak begitu direncakan dan dikendalikan)..yang jelas semuanya aku dedikasikan untuk mendukung mereka yang aku kasihi.. dan dibalik semua itu aku meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa ada kehendak yang lebih kuat yang mengendalikan semua itu.. "the invisible hand" lah bahasa ciketing mah... hehehe...
moga Tuhan memberkati upaya kita baik yang direncanakan ato yang gimana nanti ajah.. amin 3x...