krisis paruh baya
adalah istilah lain dari puber kedua. sebagian orang mengatakan bahwa
itu mitos, sebagian yang lain mengatakan bahwa itu benar-benar terjadi..
saya mungkin lebih condong ke pendapat yang kedua karena saya meyakini bahwa siklus hidup setiap diri kita itu hampir sama, bedanya cuma pada tempat dan pengalamannya saja. buat saya, krisis paruh baya adalah fitrah yang mesti dialami oleh setiap diri manusia baik wanita ataupun pria sehingga kita sama sekali tidak perlu malu untuk mengakuinya, bahkan akan lebih baik jika kita berbagi sehingga krisis jenis apapun yang kita lalui dapat meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi..
menurut Yulianti Dwi Astuti, krisis paruh baya berbeda dengan masa puber pertama yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan suka cita, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut dan keraguan diri, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya.(http://yulianti.staff.uii.ac.id/2008/08/30/krisis-usia-paruh-baya/)
Ya! saya mengalami "sensasi" yang digambarkan oleh Mba Yulianti diatas. Mungkin Anda juga mengalaminya, sebagai crosscheck, ada beberapa ciri ketika seseorang mengalami krisis paruh baya, diambil dari detikhealth, inilah ciri-cirinya :
1. bosan dengan pekerjaan
2. berfikir untuk selingkuh
3.boros dalam membelanjakan uang
4.jadi sering bercermin
5.kehidupan seks berubah
6. suka mengenang masa lalu
7. Tampak depresi
okedech, Anda mungkin masih berkilah bahwa Anda belum/tidak mengalami hal-hal seperti yang digambarkan diatas. Memang katanya sich krisis paruh baya ini terjadi pada kisaran umur 40 tahunan (seperti saya), jika Anda masih dibawah 30 atau masih mahasiwa mungkin Anda masih puber pertama ! hehe.. tapi jika Anda dalam usia kurang lebih sama dengan saya maka seharusnya Anda juga mengalami apa yang saya rasakan atau apa yang digambarkan diatas...
menurut pengamatan saya, usia 40an memang adalah ukuran kesuksesan seorang pria karena anggap saja kita bekerja dari usia 25 tahun maka masa kerja kita sudah 15 tahunan khan? dengan demikian jika dalam usia 40an kita ga sukses juga maka mungkin emang udah nasib kita jadi orang yang biasa-biasa saja. Tapi bukan berarti bahwa krisis paruh baya ini hanya terjadi pada orang sukses loh ya? coba liat lagi definisi krisis paruh baya yang diterangkan oleh Mba Yulianti diatas. semua kita akan mengalami krisis paruh baya tanpa membedakan gender ato tingkat kesuksesannya...
memang ada perbedaan krisis paruh baya yang trjadi pada orang sukses dan kurang sukses. pada orang sukses yang bisa diartikan sebagai periode perubahan gaya hidup, dari awalnya ga punya apa-apa jadi serba berlebih tentu saja membawa godaan tersendiri (Lihat perubahan cara berpakaian, gaul/ lifestyle pada para eksekutif muda).
pada orang yang kurang sukses mungkin krisis paruh baya lebih berbentuk keputusasaan dan pelarian pada hal-hal yang sekiranya dapat mengobati luka hatinya tersebut (Lihat banyaknya pegawai yang minta keluar/pindah pada usia-usia menjelang 40 tahunan). dan ini trjadi pada pria dan wanita ! pria sukses mungkin menampakkannya dengan pameran mobil barunya, wanita sukses mungkin menampakannya dengan perubahan cara berpakaiannya. mutasi pekerjaan untuk pria kurang sukses mungkin dapat dipandang positif seperti masih dipandang positifnya ibu-ibu yang kemudian melupakan tugas perawatan kecantikan dirinya (yang sangat penting untuk membahagiakan pasangan tapi butuh biaya)dan berkilah bahwa itu tidak penting karena usia. Yang dapat dipandang negatif dalam krisis paruh baya adalah masing-masing pria/wanita yang umumnya telah berkeluarga ini kemudian mencari kebahagiaan sendiri-sendiri ! Nah looo.....
Baiklah, mungkin diantara Anda ada yang udah merasa bahwa emang kita mengalami krisis paruh baya dan ada pula yang tetep ngeles bahwa Anda ga mengalaminya. suka-suka Anda aja dech, yang lebih penting, jika Anda mengalaminya, kita bisa melewati krisis ini dengan tip-tips sebagaimana digambarkan dalam bukunya Earnest L Tan "Through A Dark Tunnel (Midlife Chronicles)" sebagai berikut :
1. mengenali perasaan tersebut (frustrasi, depresi, kesepian, takut, tidak aman, ragu-ragu, malas, lelah, kehilangan arti dan tujuan hidup, mempertanyakan tentang arti hidup, kematian dan Tuhan, bingung,hopeless dan helpless) dan tetap merasa nyaman bersamanya dengan berserah, sabar, mengalir dan percaya.
2. Menemukan seseorang yang dipercaya untuk menemani proses perjalanan (spiritual) midlife-nya. Orang ini haruslah membuat si midlifer merasa nyaman untuk mencurahkan perasaan dan pikirannya. Ia haruslah seseorang mampu mendengarkan dengan emphati, tanpa mengkotbahi dan menghakimi.
3. Dengarkan apa yang bergema dari pengalaman pergulatan paruh baya. Sangat sering kebingungan dalam masa krisis ini membuat kita tidak rasional. Sangat ideal bila dapat sharing dengan seseorang yang memiliki pengalaman yang sama.
4. Menulis Jurnal / catatan harian. Jurnal adalah instrumen penting dan efektif untuk berdialog dengan diri sendiri. Menulislah dengan bebas dan jujur, termasuk emosi-emosi negatif yang muncul, karena ini akan membebaskan kita dan tekanan.
5. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan kreatif. Karena burn-out adalah pengalaman yang wajar dalam fase midlife, ambilah time-out dan ikut dalam kegiatan-kegiatan kreatif.
6. Perhatikan serendipitious dan synchronized moments. Serendipity adalah kemampuan menemukan sesuatu jawaban secara tak sengaja ketika sedang mengerjakan sesuatu. Syncronicity adalah sebuah kejadian-kejadian yang terjadi pada saat yang bersamaan untuk sebuah makna tertentu. Kejadian-kejadian ini bukanlah semacam ketidaksengajaan. Kejadian ini didesain untuk terjadi pada saat yang tepat bersama seseorang yang tepat, baik sahabat maupun orang yang tidak dikenal sebelumnya.
7. Hargailah diri sendiri. Rasa bingung, kesepian, tidak aman, dsb harus disadari sebagai proses dalam hidup. Seperti emas yang harus ditempa dalam api untuk mendapatkan kemurniannya begitu pula kebijaksanaan hidup akan lahir dari proses krisis paruh baya yang menyakitkan ini.
8. Temukan kembali gairah hidup. Setiap orang mempunyai anugerah berupa bakat khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Refleksikan sekali lagi apa bakat dan ketertarikan kita; hal ini akan mendorong kita menjadi kreatif. Kerjakan, biarkan energi kita mengalir spontan dan kita merasa “hidup” kembali.
9. Jalani takdir hidupmu. Gairah besar / passion kita sebenarnya adalah tuntunan menuju takdir kita. Ambil waktu khusus untuk menemukannya. Pertimbangkan pertanyaan berikut : Apa yang ingin saya capai dalam hidup sampai kematian menjemput, sehingga saya bisa menerima kematian sebagai sebuah “wisuda” atas kepenuhan hidup yang telah saya capai ; apa yang ingin saya dengar tentang sesuatu yang dikatakan orang pada upacara kematian saya ? Mungkin pertanyaan ini akan membimbing kita untuk mendefinisikan hidup. Renungkan kembali jalan hidup yang telah kita lalui dan ke mana “lorong” itu membawa kita.
untuk lebih jelasnya silakan baca bukunya dan kita sharing trbuka.. makasiihh...heheheh
---------------------
oya inget selalu bahwa "kebaikan dan kebesaran jiwa lelaki teruji ketika ia banyak harta sedangkan kesetiaan dan keihklasan wanita teruji ketika ia kekurangan harta dan kasih sayang..". ;)
saya mungkin lebih condong ke pendapat yang kedua karena saya meyakini bahwa siklus hidup setiap diri kita itu hampir sama, bedanya cuma pada tempat dan pengalamannya saja. buat saya, krisis paruh baya adalah fitrah yang mesti dialami oleh setiap diri manusia baik wanita ataupun pria sehingga kita sama sekali tidak perlu malu untuk mengakuinya, bahkan akan lebih baik jika kita berbagi sehingga krisis jenis apapun yang kita lalui dapat meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi..
menurut Yulianti Dwi Astuti, krisis paruh baya berbeda dengan masa puber pertama yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan suka cita, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut dan keraguan diri, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya.(http://yulianti.staff.uii.ac.id/2008/08/30/krisis-usia-paruh-baya/)
Ya! saya mengalami "sensasi" yang digambarkan oleh Mba Yulianti diatas. Mungkin Anda juga mengalaminya, sebagai crosscheck, ada beberapa ciri ketika seseorang mengalami krisis paruh baya, diambil dari detikhealth, inilah ciri-cirinya :
1. bosan dengan pekerjaan
2. berfikir untuk selingkuh
3.boros dalam membelanjakan uang
4.jadi sering bercermin
5.kehidupan seks berubah
6. suka mengenang masa lalu
7. Tampak depresi
okedech, Anda mungkin masih berkilah bahwa Anda belum/tidak mengalami hal-hal seperti yang digambarkan diatas. Memang katanya sich krisis paruh baya ini terjadi pada kisaran umur 40 tahunan (seperti saya), jika Anda masih dibawah 30 atau masih mahasiwa mungkin Anda masih puber pertama ! hehe.. tapi jika Anda dalam usia kurang lebih sama dengan saya maka seharusnya Anda juga mengalami apa yang saya rasakan atau apa yang digambarkan diatas...
menurut pengamatan saya, usia 40an memang adalah ukuran kesuksesan seorang pria karena anggap saja kita bekerja dari usia 25 tahun maka masa kerja kita sudah 15 tahunan khan? dengan demikian jika dalam usia 40an kita ga sukses juga maka mungkin emang udah nasib kita jadi orang yang biasa-biasa saja. Tapi bukan berarti bahwa krisis paruh baya ini hanya terjadi pada orang sukses loh ya? coba liat lagi definisi krisis paruh baya yang diterangkan oleh Mba Yulianti diatas. semua kita akan mengalami krisis paruh baya tanpa membedakan gender ato tingkat kesuksesannya...
memang ada perbedaan krisis paruh baya yang trjadi pada orang sukses dan kurang sukses. pada orang sukses yang bisa diartikan sebagai periode perubahan gaya hidup, dari awalnya ga punya apa-apa jadi serba berlebih tentu saja membawa godaan tersendiri (Lihat perubahan cara berpakaian, gaul/ lifestyle pada para eksekutif muda).
pada orang yang kurang sukses mungkin krisis paruh baya lebih berbentuk keputusasaan dan pelarian pada hal-hal yang sekiranya dapat mengobati luka hatinya tersebut (Lihat banyaknya pegawai yang minta keluar/pindah pada usia-usia menjelang 40 tahunan). dan ini trjadi pada pria dan wanita ! pria sukses mungkin menampakkannya dengan pameran mobil barunya, wanita sukses mungkin menampakannya dengan perubahan cara berpakaiannya. mutasi pekerjaan untuk pria kurang sukses mungkin dapat dipandang positif seperti masih dipandang positifnya ibu-ibu yang kemudian melupakan tugas perawatan kecantikan dirinya (yang sangat penting untuk membahagiakan pasangan tapi butuh biaya)dan berkilah bahwa itu tidak penting karena usia. Yang dapat dipandang negatif dalam krisis paruh baya adalah masing-masing pria/wanita yang umumnya telah berkeluarga ini kemudian mencari kebahagiaan sendiri-sendiri ! Nah looo.....
Baiklah, mungkin diantara Anda ada yang udah merasa bahwa emang kita mengalami krisis paruh baya dan ada pula yang tetep ngeles bahwa Anda ga mengalaminya. suka-suka Anda aja dech, yang lebih penting, jika Anda mengalaminya, kita bisa melewati krisis ini dengan tip-tips sebagaimana digambarkan dalam bukunya Earnest L Tan "Through A Dark Tunnel (Midlife Chronicles)" sebagai berikut :
1. mengenali perasaan tersebut (frustrasi, depresi, kesepian, takut, tidak aman, ragu-ragu, malas, lelah, kehilangan arti dan tujuan hidup, mempertanyakan tentang arti hidup, kematian dan Tuhan, bingung,hopeless dan helpless) dan tetap merasa nyaman bersamanya dengan berserah, sabar, mengalir dan percaya.
2. Menemukan seseorang yang dipercaya untuk menemani proses perjalanan (spiritual) midlife-nya. Orang ini haruslah membuat si midlifer merasa nyaman untuk mencurahkan perasaan dan pikirannya. Ia haruslah seseorang mampu mendengarkan dengan emphati, tanpa mengkotbahi dan menghakimi.
3. Dengarkan apa yang bergema dari pengalaman pergulatan paruh baya. Sangat sering kebingungan dalam masa krisis ini membuat kita tidak rasional. Sangat ideal bila dapat sharing dengan seseorang yang memiliki pengalaman yang sama.
4. Menulis Jurnal / catatan harian. Jurnal adalah instrumen penting dan efektif untuk berdialog dengan diri sendiri. Menulislah dengan bebas dan jujur, termasuk emosi-emosi negatif yang muncul, karena ini akan membebaskan kita dan tekanan.
5. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan kreatif. Karena burn-out adalah pengalaman yang wajar dalam fase midlife, ambilah time-out dan ikut dalam kegiatan-kegiatan kreatif.
6. Perhatikan serendipitious dan synchronized moments. Serendipity adalah kemampuan menemukan sesuatu jawaban secara tak sengaja ketika sedang mengerjakan sesuatu. Syncronicity adalah sebuah kejadian-kejadian yang terjadi pada saat yang bersamaan untuk sebuah makna tertentu. Kejadian-kejadian ini bukanlah semacam ketidaksengajaan. Kejadian ini didesain untuk terjadi pada saat yang tepat bersama seseorang yang tepat, baik sahabat maupun orang yang tidak dikenal sebelumnya.
7. Hargailah diri sendiri. Rasa bingung, kesepian, tidak aman, dsb harus disadari sebagai proses dalam hidup. Seperti emas yang harus ditempa dalam api untuk mendapatkan kemurniannya begitu pula kebijaksanaan hidup akan lahir dari proses krisis paruh baya yang menyakitkan ini.
8. Temukan kembali gairah hidup. Setiap orang mempunyai anugerah berupa bakat khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Refleksikan sekali lagi apa bakat dan ketertarikan kita; hal ini akan mendorong kita menjadi kreatif. Kerjakan, biarkan energi kita mengalir spontan dan kita merasa “hidup” kembali.
9. Jalani takdir hidupmu. Gairah besar / passion kita sebenarnya adalah tuntunan menuju takdir kita. Ambil waktu khusus untuk menemukannya. Pertimbangkan pertanyaan berikut : Apa yang ingin saya capai dalam hidup sampai kematian menjemput, sehingga saya bisa menerima kematian sebagai sebuah “wisuda” atas kepenuhan hidup yang telah saya capai ; apa yang ingin saya dengar tentang sesuatu yang dikatakan orang pada upacara kematian saya ? Mungkin pertanyaan ini akan membimbing kita untuk mendefinisikan hidup. Renungkan kembali jalan hidup yang telah kita lalui dan ke mana “lorong” itu membawa kita.
untuk lebih jelasnya silakan baca bukunya dan kita sharing trbuka.. makasiihh...heheheh
---------------------
oya inget selalu bahwa "kebaikan dan kebesaran jiwa lelaki teruji ketika ia banyak harta sedangkan kesetiaan dan keihklasan wanita teruji ketika ia kekurangan harta dan kasih sayang..". ;)