"sebuah kota dikatakan manusiawi bukan ketika ia memiliki jalan dan kendaraan tapi ketika orang tua merasa tenang membiarkan anak-anak balitanya bermain di lingkungan" itu kata para Leader kelas dunia yang telah sukses membangun kota seperti di Brazil, India, Columbia dll dsb...
bagaimana dengan kota kita? rasanya sich jangankan anak-anak yang jelas pengetahuan dan pengalamannya masih sangat minim, lha wong kita-kita aja yang udah banyak pengalaman hidup (dibaca: dah tua!) masih takut untuk berkeliaran di jalan,... mengemudi di jalan yang mana pengemudi ugal-ugalan yang notabene mungkin ga punya SIM (sekalipun punya mungkin bisa diragukan keabsahannya).. apalagi yang namanya menyeberang jalan! rasanya menyeberang di jalan-jalan kita serasa antara hidup dan mate gitu.. saya sih kalo boleh bawa galah ato bawa tameng mending bawa aja daripada harus mempertaruhkan nyawa kayak begitu... pak polisi pengatur lalu lintas aja ada yang ketabrak motor di Bandung! :(
saya juga suka perhatiin sih pegimana cara orang-orang nyeberang di kondisi ini, umumnya para penyeberang emang nekad, mungkin di otaknya adalah "demi sebuah perubahan maka saya harus menyeberang!".. kalo pengemudi sepeda motor, umumnya sih sekarang emang "seureudeug" (apa yah bahasa indonesianya? bingung).. yaaa muka motor tuh ditongolin duluan gitu dengan harapan kendaraan lain berhenti.. ini metode menyeberang terbaru dibanding metode lama yang menggunakan cara "mlipir-mlipir" (nyuri-nyuri dari samping gitu deeh)
pikir-pikir kita aja yang masih sehat (jasmaninya, ga tau kalo rokhaninya) punya perasaan deg-degan sewaktu menyeberang jalan, pegimana kalo orang jompo, kaum diffable (penyandang cacat)... kayaknya mereka akan selalu berpandangan bahwa dunia ini bener-bener ga adiiiil !...
sebenernya sih udah ada upaya untuk menyediakan fasilitas penyeberangan , katakanlah zebra cross, jembatan dan terowongan penyeberangan.. namun itu juga kayaknya sih belom ada efektinya.. penyeberang males menggunakan jembatan penyeberangan karena terutama wanita suka diintipin roknya pas waktu naek-turun jembatan.. terowongan juga kurang disukai karena mereka takut kesendirian.. apalagi sekarang khan kejahatan terus meningkat di tempat-tempat umum seperti itu.... untuk zebra cross, katanya sih emang orang indonesia yang sukanya intant-instant ini ga suka kalo harus nyari-nyari zebra cross hanya untuk menyeberang, mungkin prinsipnya "ngapain cari nyang jauh kalo bisa lewat jalan yang deket" kale... upaya pemerintah dengan menuliskan "penyeberang jalan pada zebra cross ini dilindungi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009" juga kayaknya sih belom bisa mengambil hati masyarakat yang konon kabarnya tingkat kepercayaannya kepada pemerintah masih rendah.. mungkin karena keseringan diboongin orang kalee..
dengan kondisi yang menyulitkan pergerakan manusia ini, masyarakat yang mampu untuk membeli mobil akan terus kemana-mana memakai mobilnya, karena emang lebih aman di dalem mobil daripada jalan-jalan sendirian khan ? tinggal tutup kaca jendela, simpen obeng di samping kemudi, kalo ada yang macem-macem yang tinggal colok aja matanya.. kalo yang cewek mungkin tinggal bawa semprotan !... kondisi ini juga dengan sendirinya akan terus membuat penggunaan kendaraan pribadi menjadi primadona di negara kita.. padahal udah kita bahas sebelumnya bahwa umur penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ini paling-paling sampe Tahun 2020, khan ? yaaa.. emang bagus sich buat dealer mobil ! tapi jelas ga bagus buat kemajuan sosial kemasyarakatan negara kita.. bukankah tujuan nasional kita daridulunya juga adalah menuju masyarakat yang adil dan makmur ? lha kalo cuman mereka yang mampu beli kendaraan aja yang bisa (sedikit) merasa aman dan nyaman di jalan, artinya khan tujuan nasional kita ga tercapai.. bukan begitu brader ?
lalu apa dong yang seharusnya kita lakukan untuk setidaknya membuat para penyeberang jalan merasa aman yang pada gilirannya akan mendorong pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi pemborosan energi, serta mungkin ujung-ujungnya dapat membuat kota kita sedikit lebih manusiawi ? kayaknya sich emang perlu perbaikan secara keseluruhan (holistik), dari penyediaan fasilitas pejalan kaki yang memadai dan "disukai", kepastian hukum, dan pembangunan infastruktur yang berpihak publik....
emang sich solusi diatas terlalu luas, kayaknya perlu penjelasan rinci... tapi sabar aja brader and sisters... kapan-kapan kita bahas kalo ada waktu dan kesempatan, kalo ga lupa, kalo lagi mau, dan mungkin kalo utang kita udah lunas.. untuk sementara ini saya minta respon aja dech dari pembaca.. what do u think ? :)
==========
tips :
"sementara belom ada fasiltias penyeberangan jalan yang memadai, saya sangat menyarankan agar para penyeberang jalan terutama anak-anak, wanita dan orang tua untuk menyeberang dengan bergerombol" :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar