kita semua dipusingkan dengan kemacetan lalulintas yang terus terjadi selama angkutan lebaran, dari tahun ke tahun kemacetan terus meningkat padahal berbagai upaya telah dilakukan seperti pembangunan infrastuktur yang potensi macet misalnya jalur nagreg.
Kementerian Perhubungan sendiri telah dan terus mengupayakan penumpukan kendaraan di arus mudik dan arus balik dengan mengkoordinasikan penggunaan alat angkut untuk sepeda motor yang saat ini menjadi moda primadona bagi para pemudik. Gerbong-berbong kereta api dan truk disarankan dapat digunakan untuk digunakan untuk mengangkut sepeda motor sementara pengendara sepeda motor daiarahkan untuk menggunakan bus atau kereta api..dan upaya ini sebenarnya bukan terobosan baru untuk menangani kemacetan lalulintas selama lebaran karena dari tahun yang lalu juga pernah dilakukan upaya ini namun kemacetan tetap saja terjadi...
saya sendiri yang kebetulan sering dimintai pendapat mengenai bagaimana menangani kemacetan lalulintas selama lebaran suka bingung sendiri mikirinnya, karena emang segala macem upaya telah dilakukan dengan semaksimal mungkin. bahkan secara pribadi saya salut dengan beberapa perusahaan yang menyelenggarakan mudik gratis untuk karyawannya...
bingung-bingung mikirinnya, sekali lagi saya ditanya bagaimana penanganan kemacetan lalulintas selama lebaran yaa.. saya jawab aja begini :
"lalulintas lebaran ini khan bisa dilihat dari dua sisi, supply dan demand, supplynya yaa infrastruktur transportasi dan demannya yaaa pengguna jalan.. kalo peningkatan infrastruktur memang (menurut pendapat saya sich) sudah jadi harga mati, harus terus dilakukan baik dari pembangunan jalan baru atau pembangunan angkutan umum massal (public transport), nah dari sisi demandnya ada hal yang belum pernah dilakukan untuk menekannya yaitu menunda pembayaran tunjangan hari raya(THR) - umumnya orang-orang ini niatan Lebaran khan mo pamer-pamer aja, bawa mobil baru, pake baju baru, nggandeng isteri baru, kalo THR nya ga dibayar khan apa yang mo dipamerin ? yang ada juga isterinya minta pisah ranjang kale.... atau bisa juga dengan menunda lebarannya itu sendiri.. kalo bisa sich lebaran cukup tiga tahun sekali aja, boleh juga sich setahun sekali tapi digilir aja, misalnya untuk DKI Jakarta dan Jawa Barat bisa giliran lebaran tahun ini, tahun berikutnya Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, tahun berikutnya Jawa Timur gitu... luar Jawa boleh lebaran tiap hari karena konon kabarnya arus mudik ke luar jawa dibawah 20% khan?"
begitu pendapat saya.. bagaimana pendapat Anda ? ayo kita bantuin pemerintah buat mikir, kayaknya sekarang khan lagi kepusingan mikirin Nazarudin.. heheheh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar