Sejarah
Transportasi
Sejarah
transportasi dapat dilihat dari sarana,prasarana atau pengaturannya sehingga
sejarah transportasi dapat demikian variatif tergantung sudut pandangnya.
Dari sarana
(kendaraannya), pada awalnya manusia berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan berjalan kaki, kemudian menggunakan hewan sebagai tunggangan
seperti kuda, dan keledai. Perkembangan
berikutnya manusia berupaya menciptakan teknologi untuk membuat kendaraan, dari
sepeda, perahu, sepeda motor, perahu motor, mobil, kereta sampai pesawat
terbang.
Dilihat dari
prasarananya, manusia pada awalnya menggunakan jalan setapak untuk berjalan
atau berkuda, dengan adanya teknologi kendaraan maka teknologi pembangungan
jalan pun ditemukan, dari jalan tanah, jalan kerikil, sampai jalan diratakan
dengan aspal atau beton.
Dilihat dari
pengaturannya, perkembangan pengaturan transportasi juga terus berkembang. Dari
tanpa pengaturan, ditemukannya lampu lalu lintas, pengaturan/manajemen
lalulintas sampai pengaturan dengan menggunakan teknologi computer seperti
intelligent transport system (ITS).
Pendalaman ilmu
transportasi berkembang seiring dengan
semakin kompleksnya bidang yang terlibat dalam dunia transportasi. Karena
demikian banyaknya actor yang terlibat dan berkepentingan dalam dunia
transportasi maka Ilmu transportasi ini dapat dipelajari dan dilihat dari
berbagai sudut pandang diantaranya dilihat dari sisi ekonomi, teknik sipil,
lingkungan, psikologi (perilaku) dan lain-lain.
Transportasi
dipandang sebagai kebutuhan turunan (derived demand), katakanlah
setiap manusia membutuhkan makanan dan untuk membeli makanan itu dibutuhkan
transportasi, untuk melaksanakan kegiatan lain seperti bekerja, sekolah, social
dan kebutuhan lainnya dibutuhkan transportasi. Transportasi itu sendiri
bukanlah kebutuhan utamanya tapi akan dibutuhkan serta merta ketika manusia
berupaya memenuhi kebutuhannya. Karena posisinya sebagai kebutuhan turunan
itulah mungkin transportasi kurang dipandang sebelah mata (untuk dikembangkan).
b.
sudut
pandang teknik sipil
pendalaman ilmu transportasi dari sudut pandang para
insinyur teknik adalah pendalaman
teknologi yang semakin canggih sehingga pergerakan menjadi efektif dan efisien.
c.
Sudut pandang lingkungan
Dari sudut pandang lingkungan, tranportasi adalah
alokasi energy, dengan demikian penggunaannya seharusnya berkelanjutan dan
memperhatikan kerusakan lingkungan. Teknologi
hijau (green techlogy)
dimasukan pada system tranportasi untuk mengurangi pemborosan energy.
Kebutuhan semua elemen masyarakat akan transportasi
dapat membawa transportasi ke ranah kepentingan umum. Bukan hanya orang kaya
yang mampu membeli kendaraan yang membutuhkan transportasi tapi semua
masyarakat tidak membedakan kelas, gender, usia, atau daya beli membutuhkan
transportasi dan masalah persamaan hak dalam tranportasi dapat menjadi issue
yang seringkali menarik untuk dibahas.
e.
Sudut pandang masing-masing actor dan
kepentingannya
Jika sebuah
Negara terdiri dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat maka masing-masing
elemen juga dapat memandang dari perspektif masing-masing. Pemerintah yang
memahami bahwa transportasi dapat dijadikan alat untuk memaksimalkan pendapatan
daerah dapat memaksimalkan retribusi dan pungutan dari sector tansportasi.
Pengusaha yang sesuai fitrahnya akan memaksimalkan keuntungan akan memandang
transportasi sebgai alat yang dapat mendukung usahanya (ini terlihat dengan
banyaknya pembangunan pertokoan dan mall di pinggir jalan utama). Masyarakat
yang terdiri dari berbagai macam pengetahuan dan kemampuan dapat menggunakan
jalan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup (misalnya dengan berjualan di
pinggir jalan).
Berbagai sudut
pandang mengenai transportasi ini menggambarkan bahwa ilmu transportasi memang
multidimensional, banyak sekali actor dan kepentingan yang terlibat didalamnya.
Pemahaman yang berbeda-beda ini sangat potensial untuk membuat system
transportasi tidak efektif dan efisien. Kemacetan lalulintas, polusi udara
dan suara, pemborosan energi dan lain sebagainya sering disebut-sebut oleh para
ahli sebagai kegagalan sistem transportasi !
Transportasi mempunyai dua fungsi utama yaitu
mobilitas dan aksesibilitas.
Fungsi mobilitas dilihat dari pembangunan
dapat mempercepat proses pembangunan, sedangkan fungsi aksesibilitas dalam
pembangunan terealisir dalam hal pemerataan pembangunan, mengurangi kesenjangan
(gap) antar daerah, kesenjangan antar gender, si kaya dan si miskin, semua diperlakukan se-sama
(sesederajat) mungkin . fungsi
aksesibilitas juga nampak dalam fungsi transportasi untuk membuka daerah
terisolir dengan cara membangun infrastruktur transportasi.
Transportasi malah dapat berfungsi
sebagai bentuk upaya untuk membangun masyarakat yang sadar hokum. Ungkapan
“kesadaran hokum masyarakat dalam sebuah Negara dapat dilihat dari kesadarannya
berlalulintas” telah diterjemahkan Pemerintah Indonesia untuk menegaskan tujuan
penyelenggaraan Lalulintas .
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
LaluLintas dan Angkutan Jalan Pasal 3 menyebutkan bahwa :
Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:
a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
b. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hokum bagi
masyarakat
4.
Hakikat
transportasi
•
Transportasi pada hakikatnya adalah proses
transfer atau perpindahan orang dan atau barang/jasa dari satu tempat ke tempat
lainnya.
•
Dengan asumsi bahwa semua yang ada di dunia ini
adalah milik Tuhan dan disediakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran hidup manusia,
maka selayaknya manusia boleh bepergian kemana aja tanpa batasan wilayah
administrasi, tembok, penghalang atau apapun, kita bebas berada di manapun kita
inginkan
•
Dengan demikian maka segala macam halangan,
rintangan dan hambatan yang seharusnya dihilangkan dalam dunia transportasi.
•
Dalam dongeng Brama Kumbara, dia punya ilmu
“rasclok”, tinggal memejamkan mata dia bisa berpindah dari satu tempat ke
tempat yang dibayangkannya, kira-kira begitulah idealnya sebuah transportasi
bekerja.
5.
Kesimpulan.
•
“lebih
mudah mengembangkan teknologi roket daripada mengembangkan system transportasi”
adalah gambaran betapa rumitnya system transportasi, bukan hanya di Negara
berkembang tetapi juga di Negara maju. kondisi transportasi yang demikian
kompleks dan multidimensional lah yang mengantarkan pengelolaan system
transportasi menjadi sangat rumit.
•
Rumitnya
system transportasi ini seringkali membuat pada pengelola transportasi menjadi
“frustasi” dan dengan demikian system tranportasi menjadi kurang perhatian atau
dengan kata lain termarjinalkan. Ini dapat dilihat pada perlakuan terhadap
sektor transportasi. Di beberapa daerah, transportasi
(selama ini) dipandang sebagai “alat” untuk mendapatkan income bukan sebagai
alat untuk membangun. lihat apa yang diambil pemerintah dari sektor
transportasi : pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir, dana pengurusan
surat ijin mengemudi, balik nama kendaraan, dll. lalu bandingkan dengan
pendapatan dari sektor transportasi tersebut dengan pengembalian untuk
pembangunan sektor transportasi (katakanlah pembangunan jalan dan angkutan
umum),
•
apa yang seharusnya diperbaiki untuk sektor ini adalah
dengan cara memberikan pemahaman cara berfikir (way of thinking) seperti
memberikan pemahaman hakikat transportasi seperti dijelaskan pada no.4 mungkin perlu
dilakukan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar