selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....

(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)

Senin, 10 Oktober 2011

pelajari keinginanmu....

banyak orang yang tidak tahu apa yang diinginkannya.
kita biasanya menginginkan sesuatu berdasar bayangan kita sendiri. tidak tau baik atau tidaknya jika kita mendapatkan keinginan itu, kita hanya mengupayakan (kadang dengan cara apapun) untuk mendapatkannya. dan ketika kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut kita jadi bingung sendiri. kenapa? karena kita baru menyadari bahwa untuk segala keinginan yang kita peroleh, dengan serta merta kita mendapatkan sesuatu yang (mungkin) tidak kita sukai : tanggung jawabnya...

(perilaku) manusia bisa dibagi dalam beberapa kelompok : mereka yang tahu apa yang diketahuinya, mereka yang tidak tahu apa yang diketahuinya dan mereka yang tidak tahu apa yang tidak diketahuinya.dari tiga kelompok ini mayoritas adalah kelompok ketiga, kebanyakan dari kita tidak tahu apa yang tidak kita ketahui, karena kemalasan memang sudah menjadi sifat manusia. orang bijak berkata "tidak ada cara yang tidak akan ditempuh manusia untuk menghindari kerja keras berfikir". kita memang malas untuk sekedar mempelajari keinginan kita, kalau bisa sich kita mendapatkan apapun yang kita inginkan dengan tanpa berfikir, sim salabim ! abrakadabra!....

keengganan kita untuk mempelajari sesuatu sebelum menjalaninya seringkali mengantarkan pada inefisiensi, pemborosan, bahkan kesemrawutan. memang ada beberapa hal yang bisa dipelajari sambil kita menjalaninya (learning by doing) dan biasanya ini hanya berlaku untuk hal-hal yang bersifat pribadi, untuk hal-hal besar dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak, mengetahui dan mempelajari "manual" sebelum mengoperasikannya adalah sebuah kewajiban. sebagai contoh, setiap wanita menginginkan dirinya menjadi cantik, tidak ada kewajiban bagi seorang wanita untuk mempelajari bagaimana berperilaku untuk menjadi gadis cantik. ketika suatu saat mereka menyadari bahwa ada "aturan main" yang harus dipatuhi ketika mereka menjadi seorang "idola" maka mereka pun akan belajar sambil menjalaninya, jikapun mereka gagal memenuhi "tata cara" berperilaku seorang gadis cantik, tidak banyak orang yang dirugikan kecuali dirinya sendiri (orang lain mungkin bahkan akan merasa senang jika banyak wanita cantik yang "nakal"). bandingkan dengan contoh lain yang dapat mempengaruhi orang lain. katakanlah Anda menginginkan menjadi pilot sebuah pesawat tempur, bayangkan jika Anda tau-tau diberi pesawat tempur dengan tombol-tombol yang banyak dan berwarna-warni, fungsinya berbeda-beda dan diantara tombol-tombol itu ada yang berhubungan dengan peluncuran rudal yang bisa menghancurkan sebuah kota. mungkin kita yang menonton tingkah laku Anda akan jantungan kale...

mempelajari keinginan untuk hal-hal besar yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak adalah sebuah keharusan, sebuah kewajiban ! karena jika kita tidak melakukannya maka bukan hanya kita yang akan menanggung akibatyang ditimbulkan tetapi juga masyarakat umum akan menanggung "kerusakan lingkungan" yang terjadi. dan perlu diingat bahwa dalam ajaran agama manapun, setiap manusia akan diminta pertanggungjawabannya untuk setiap perbuatan (pencapaian keinginan) nya... 

sayangnya, banyak sekali perilaku di sekeliling kita yang masih saja enggan memperhatikan arti pentingnya mempelajari dampak (positif dan negatif) dari pencapaian keinginan mereka sendiri....sekalipun mereka mengetahui gambarannya, mereka tetap ga nyadar juga, tetap memaksakan keinginannya tetap tercapai (sekalipun berdampak negatif untuk lingkungannya).. buktinya? bukankah yang kita semua lihat setiap keluar rumah adalah kesemrawutan ?... dan  bukankah kesemrawutan adalah salah satu implikasi dari pemenuhan keinginan yang kurang bertanggungjawab ??

boleh saja kita berkilah bahwa kita tau apa yang sedang kita lakukan sekarang, kita semua merasa mampu untuk memenuhi tanggung jawab sebagai "konsekwensi logis" akan pemenuhan keinginan-keinginan kita. untuk keyakinan kita itu, mari kita berkaca sejenak, apakah kita termasuk orang yang tahu apa yang kita tahu sehingga merasa mampu? ataukah tidak lebih dari sekedar orang yang tidak tahu apa yang kita tidak tahu dan (soksokan) merasa mampu??.. kita yang berkaca dan kita bisa menilai sendiri seperti apa wajah kita... *barusan saya juga ngaca, ternyata saya lebih ngguanteng dari Leonardo de Caprio ! hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar