selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....

(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)

Jumat, 28 Oktober 2011

Filsafat Transportasi


Sejarah Transportasi
Sejarah transportasi dapat dilihat dari sarana,prasarana atau pengaturannya sehingga sejarah transportasi dapat demikian variatif tergantung sudut pandangnya.
Dari sarana (kendaraannya), pada awalnya manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan berjalan kaki, kemudian menggunakan hewan sebagai tunggangan seperti kuda, dan keledai.  Perkembangan berikutnya manusia berupaya menciptakan teknologi untuk membuat kendaraan, dari sepeda, perahu, sepeda motor, perahu motor, mobil, kereta sampai pesawat terbang.
Dilihat dari prasarananya, manusia pada awalnya menggunakan jalan setapak untuk berjalan atau berkuda, dengan adanya teknologi kendaraan maka teknologi pembangungan jalan pun ditemukan, dari jalan tanah, jalan kerikil, sampai jalan diratakan dengan aspal atau beton.
Dilihat dari pengaturannya, perkembangan pengaturan transportasi juga terus berkembang. Dari tanpa pengaturan, ditemukannya lampu lalu lintas, pengaturan/manajemen lalulintas sampai pengaturan dengan menggunakan teknologi computer seperti intelligent transport system (ITS).


Pendalaman ilmu transportasi  berkembang seiring dengan semakin kompleksnya bidang yang terlibat dalam dunia transportasi. Karena demikian banyaknya actor yang terlibat dan berkepentingan dalam dunia transportasi maka Ilmu transportasi ini dapat dipelajari dan dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya dilihat dari sisi ekonomi, teknik sipil, lingkungan, psikologi (perilaku) dan lain-lain.

Transportasi dipandang sebagai kebutuhan turunan (derived demand), katakanlah setiap manusia membutuhkan makanan dan untuk membeli makanan itu dibutuhkan transportasi, untuk melaksanakan kegiatan lain seperti bekerja, sekolah, social dan kebutuhan lainnya dibutuhkan transportasi. Transportasi itu sendiri bukanlah kebutuhan utamanya tapi akan dibutuhkan serta merta ketika manusia berupaya memenuhi kebutuhannya. Karena posisinya sebagai kebutuhan turunan itulah mungkin transportasi kurang dipandang sebelah mata (untuk dikembangkan).
b.       sudut pandang teknik sipil
pendalaman ilmu transportasi dari sudut pandang para insinyur  teknik adalah pendalaman teknologi yang semakin canggih sehingga pergerakan menjadi efektif dan efisien.

c.       Sudut pandang lingkungan
Dari sudut pandang lingkungan, tranportasi adalah alokasi energy, dengan demikian penggunaannya seharusnya berkelanjutan dan memperhatikan kerusakan lingkungan. Teknologi  hijau (green techlogy) dimasukan pada system tranportasi untuk mengurangi pemborosan energy.

Kebutuhan semua elemen masyarakat akan transportasi dapat membawa transportasi ke ranah kepentingan umum. Bukan hanya orang kaya yang mampu membeli kendaraan yang membutuhkan transportasi tapi semua masyarakat tidak membedakan kelas, gender, usia, atau daya beli membutuhkan transportasi dan masalah persamaan hak dalam tranportasi dapat menjadi issue yang seringkali menarik untuk dibahas.

e.      Sudut pandang masing-masing actor dan kepentingannya
Jika sebuah Negara terdiri dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat maka masing-masing elemen juga dapat memandang dari perspektif masing-masing. Pemerintah yang memahami bahwa transportasi dapat dijadikan alat untuk memaksimalkan pendapatan daerah dapat memaksimalkan retribusi dan pungutan dari sector tansportasi. Pengusaha yang sesuai fitrahnya akan memaksimalkan keuntungan akan memandang transportasi sebgai alat yang dapat mendukung usahanya (ini terlihat dengan banyaknya pembangunan pertokoan dan mall di pinggir jalan utama). Masyarakat yang terdiri dari berbagai macam pengetahuan dan kemampuan dapat menggunakan jalan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup (misalnya dengan berjualan di pinggir jalan).

Berbagai sudut pandang mengenai transportasi ini menggambarkan bahwa ilmu transportasi memang multidimensional, banyak sekali actor dan kepentingan yang terlibat didalamnya. Pemahaman yang berbeda-beda ini sangat potensial untuk membuat system transportasi tidak efektif dan efisien. Kemacetan lalulintas, polusi udara dan suara, pemborosan energi dan lain sebagainya sering disebut-sebut oleh para ahli sebagai kegagalan sistem transportasi !

Transportasi mempunyai dua fungsi utama yaitu mobilitas dan aksesibilitas.
Fungsi mobilitas dilihat dari pembangunan dapat mempercepat proses pembangunan, sedangkan fungsi aksesibilitas dalam pembangunan terealisir dalam hal pemerataan pembangunan, mengurangi kesenjangan (gap) antar daerah, kesenjangan antar gender, si kaya dan si miskin,  semua diperlakukan se-sama (sesederajat)  mungkin . fungsi aksesibilitas juga nampak dalam fungsi transportasi untuk membuka daerah terisolir dengan cara membangun infrastruktur transportasi.
Transportasi malah dapat berfungsi sebagai bentuk upaya untuk membangun masyarakat yang sadar hokum. Ungkapan “kesadaran hokum masyarakat dalam sebuah Negara dapat dilihat dari kesadarannya berlalulintas” telah diterjemahkan Pemerintah Indonesia untuk menegaskan tujuan penyelenggaraan Lalulintas .

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan Pasal 3 menyebutkan bahwa :
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan  tujuan:
a.      terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
b.      terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
c.       terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hokum bagi masyarakat

4.                   Hakikat transportasi
       Transportasi pada hakikatnya adalah proses transfer atau perpindahan orang dan atau barang/jasa dari satu tempat ke tempat lainnya.
       Dengan asumsi bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan dan disediakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran hidup manusia, maka selayaknya manusia boleh bepergian kemana aja tanpa batasan wilayah administrasi, tembok, penghalang atau apapun, kita bebas berada di manapun kita inginkan
       Dengan demikian maka segala macam halangan, rintangan dan hambatan yang seharusnya dihilangkan dalam dunia transportasi.
       Dalam dongeng Brama Kumbara, dia punya ilmu “rasclok”, tinggal memejamkan mata dia bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang dibayangkannya, kira-kira begitulah idealnya sebuah transportasi bekerja.

5.                      Kesimpulan.
         “lebih mudah mengembangkan teknologi roket daripada mengembangkan system transportasi” adalah gambaran betapa rumitnya system transportasi, bukan hanya di Negara berkembang tetapi juga di Negara maju. kondisi transportasi yang demikian kompleks dan multidimensional lah yang mengantarkan pengelolaan system transportasi menjadi sangat rumit.
         Rumitnya system transportasi ini seringkali membuat pada pengelola transportasi menjadi “frustasi” dan dengan demikian system tranportasi menjadi kurang perhatian atau dengan kata lain termarjinalkan. Ini dapat dilihat pada perlakuan terhadap sektor transportasi. Di beberapa daerah, transportasi (selama ini) dipandang sebagai “alat” untuk mendapatkan income bukan sebagai alat untuk membangun. lihat apa yang diambil pemerintah dari sektor transportasi : pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir, dana pengurusan surat ijin mengemudi, balik nama kendaraan, dll. lalu bandingkan dengan pendapatan dari sektor transportasi tersebut dengan pengembalian untuk pembangunan sektor transportasi (katakanlah pembangunan jalan dan angkutan umum),
         apa yang seharusnya diperbaiki untuk sektor ini adalah dengan cara memberikan pemahaman cara berfikir (way of thinking) seperti memberikan pemahaman hakikat transportasi seperti dijelaskan pada no.4 mungkin perlu dilakukan kepada semua pihak yang berkepentingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar