Mengemudi di kesemrawutan lalulintas kota seringkali
membingungkan.. terlalu santai diklaksonin terus sama kendaraann yang di
belakang, buru-buru nyiap sana nyiap sini juga sangat berbahaya karena baru
ngegas dikit, ada pejalan kaki yang nyeberang, ngegas lagi ada angkot yang berhenti, baru ngerem
dan mo jalan lagi eeh ada sepeda motor seseleket pengen duluan....
selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....
(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)
Rabu, 31 Oktober 2012
Minggu, 28 Oktober 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
Mengatasi banjir simpang gedebage..
Sebagai upaya penanganan banjir yg hampir selalu terjadi pada saat hujan turun, simpang gedebage saat ini dilapis lagi dengan perkerasan kaku (rigid). Mungkin maksudnya biar nambah tinggi kale...
Saya jadi keinget dengan apa yg dilakukan tetangga saya ketika tinggal di perumahan panyileukan, untuk mengurangi banjir ke rumah, warga meninggikan teras rumahnya. Rasanya sih harusnya selokan yg diperbaiki dulu, kalo teras rumah yg dinaikkan lama2 khan bisa sampe atap tuh lantai...
Gimana menurut Anda ? Jangan senyum liat fotonya loh.. Itu saya ambil sambil lewat ajah... Hehehe...
Published with Blogger-droid v2.0.6
menunggu janji itu kekanakkanakan....
gatel juga ndenger berita di telepisi beberapa saat setelah pelantikan Jokowi menjadi Gubernur Jakarta.. katanya "masyarakat banyak yang menunggu realisasi janji Jokowi".. hadeeuuhh.....
seorang wanita yang menunggu kekasihnya yang berjanji untuk menemuinya memang masuk akal. relasi yang saling menunggu karena janji bertemu di satu tempat juga logis. tapi masyarakat yang menunggu janji pimpinannya itu sangat tidak logis. kenapa ? karena tidak ada seorang pemimpin pun yang mampu memenuhi janjinya jika masyarakatnya menunggu semua. menunggu artinya khan diam, tidak melakukan apa-apa, dan tidak ada pemimpin sekalipun sekaliber Jokowi yang mampu merealisasikan program kerjanya tanpa dukungan dari masyarakatnya....
seorang wanita yang menunggu kekasihnya yang berjanji untuk menemuinya memang masuk akal. relasi yang saling menunggu karena janji bertemu di satu tempat juga logis. tapi masyarakat yang menunggu janji pimpinannya itu sangat tidak logis. kenapa ? karena tidak ada seorang pemimpin pun yang mampu memenuhi janjinya jika masyarakatnya menunggu semua. menunggu artinya khan diam, tidak melakukan apa-apa, dan tidak ada pemimpin sekalipun sekaliber Jokowi yang mampu merealisasikan program kerjanya tanpa dukungan dari masyarakatnya....
Minggu, 21 Oktober 2012
beda bisnisman sejati dan penggembira....
sehubungan dengan masih rame-ramenya mewirausahakan manusia, sampe birokrasi pun katanya mau di wirausahakan, iseng-iseng kita kaji motivasi orang-orang yang terjun ke dunia bisnis :
bisnisman sejati punya tujuan kuat dan mengupayakan segala macam "cara" untuk mencapai tujuannya, sedangkan ciri-ciri penggembira adalah sebagai berikut :
1. pengen tambahan uang lebih ;
2. memiliki usaha sendiri dengan modal kecil ;
3. bisnis sekalian dapet diskon untuk pemakaian pribadi ;
4. mengembangkan personal skill ;
5. melihat dunia baru dalam perspektif bisnis ;
6. cari tantangan ;
7. nambah relasi ;
8. jalan -jalancari hiburan ;
9. untuk mengasah kecerdasan mental, emosional dan fisik;
10. ikut-ikutan keluarga/kerabat ;
11. sekedar ingin tau ;
12. belajar dunia bisnis ;
13. gengsi liat yang lain juga bisnis...
bisnisman sejati punya tujuan kuat dan mengupayakan segala macam "cara" untuk mencapai tujuannya, sedangkan ciri-ciri penggembira adalah sebagai berikut :
1. pengen tambahan uang lebih ;
2. memiliki usaha sendiri dengan modal kecil ;
3. bisnis sekalian dapet diskon untuk pemakaian pribadi ;
4. mengembangkan personal skill ;
5. melihat dunia baru dalam perspektif bisnis ;
6. cari tantangan ;
7. nambah relasi ;
8. jalan -jalancari hiburan ;
9. untuk mengasah kecerdasan mental, emosional dan fisik;
10. ikut-ikutan keluarga/kerabat ;
11. sekedar ingin tau ;
12. belajar dunia bisnis ;
13. gengsi liat yang lain juga bisnis...
Sabtu, 20 Oktober 2012
Jangan pindahin barang-barang pribadi....
Inget waktu saya pertama bekerja si surabaya, suka
bercanda-canda dengan senior-senior. Suatu hari mungkin canda saya kelewatan. Senior
saya ini yang ngobrol sambil makan siang tiba-tiba dipanggil atasan, saya pun
iseng memindahkan piring nasinya ke atas lemari. Selesai dipanggil pimpinan
mungkin dia udah niat banget ngelanjutin makan siangnya, ga taunya makanannya
ga ada di meja. Tau saya yang mindahin piringnya, dia marah sekali dan akan
menampar saya, saya pun merasa bersalah dan minta maaf..
Yang saya rasakan dari jaman sma dulu emang gitu, bukan
hanya makanan, saya paling pusing kalo barang-barang pribadi saya seperti buku
catatan, pulpen, kalkulator dipindah-pindahin ibu saya yang niatnya sih emang
bener, supaya kamar saya rapih. Buat saya sendiri bukan masalah rapih ato ga
nya, tapi lebih pada ingatan saya dan kemudahan saya untuk mengambilnya. Kamar saya emang berantakan tapi saya hafal
benar dimana saya nyimpang barang-barang pribadi saya... Kayaknya sich bukan
saya aja yang begitu, saya perhatikan, teman-teman saya juga ga jauh berbeda. Temen-temen
saya yang umumnya lelaki emang rata-rata begitu, kamarnya berantakan tapi
mereka hafal benar penempatannya dimana. Ada temen saya yang tiap punya uang
recehan di lempar ke kolong tempat tidur, dan ketika dia ga punya uang, dia
tinggal nyapuin kolong tempat tidurnya! Orang tua yang ngertiin karakter
anak-anaknya biasanya membiarkan dan memberi ruang untuk anak-anaknya untuk
berekspresi di kamar masing-masing. Bahkan ada seorang teman yang dibiarkan aja
bawa bekicot satu ember ke kamarnya, pas bangun pagi, bekicotnya berkeliaran
dan menempel di seluruh tembok kamarnya...
Kamis, 18 Oktober 2012
pindah (lagi) ke kota....
ada cerita tentang sebuah keluarga yang memutuskan untuk pindah ke desa dengan pertimbangan ketenangan dan biaya hidup yang lebih murah...
selama anak-anaknya masih kecil, mereka bisa menikmati kenyamanan tinggal di desa, suasana yang tenang, polusi yang rendah, serta jauh dari kemacetan lalulintas. yaa ada juga sich sekali-kali macet, itupun jarang sekali, paling juga pas lagi lebaran karena orang kota pada mudik.. inti ceritanya mereka sangat menikmati hidup di tempat baru...
masalah mulai timbul ketika anak-anaknya beranjak remaja, dari tiga orang anaknya tersebut, tidak ada satu orangpun yang mau sekolah di desa, mereka lebih memilih untuk melakukan perjalanan jauh pulang pergi setiap hari dari desa ke kota untuk sekedar bisa sekolah di kota. orangtuanya sih bingung, apa sich kehebatan sekolah di kota, lha wong temen-temennya yang sekolah di udik aja banyak yang sekarang jadi doktor, produk luar negeri lagi ! ada yang s3 di australia, ada yang di jerman, di swedia.. tapi yaa ternyata menanamkan kepercayaan itu kepada anak-anaknya tidak segampang yang ia bayangkan, anak-anaknya tetep pengen sekolah di kota....
yaaah.. orangtua mana sih yang ga luluh bila dihadapkan pada keinginan anak-anak yang dicintainya? Lha wong penguasa nusantara selama 30 tahun aja ga bisa berbuat banyak kalo udah berhadapan dengan anak-anaknya. tidak terkecuali keluarga bahagia ini.. daripada tiap hari ga tega liat anak-anaknya melakukan perjalanan jauh naek angkutan umum untuk sekedar bisa dibilang keren karena sekolah di kota, yaa udah dech orangtua aja yang ngalah.. dijual lagi deh rumah di desa nya, ngambil rumah kreditan, dan pindah lagi ke kota...... hadeuuhhh...... :)
selama anak-anaknya masih kecil, mereka bisa menikmati kenyamanan tinggal di desa, suasana yang tenang, polusi yang rendah, serta jauh dari kemacetan lalulintas. yaa ada juga sich sekali-kali macet, itupun jarang sekali, paling juga pas lagi lebaran karena orang kota pada mudik.. inti ceritanya mereka sangat menikmati hidup di tempat baru...
masalah mulai timbul ketika anak-anaknya beranjak remaja, dari tiga orang anaknya tersebut, tidak ada satu orangpun yang mau sekolah di desa, mereka lebih memilih untuk melakukan perjalanan jauh pulang pergi setiap hari dari desa ke kota untuk sekedar bisa sekolah di kota. orangtuanya sih bingung, apa sich kehebatan sekolah di kota, lha wong temen-temennya yang sekolah di udik aja banyak yang sekarang jadi doktor, produk luar negeri lagi ! ada yang s3 di australia, ada yang di jerman, di swedia.. tapi yaa ternyata menanamkan kepercayaan itu kepada anak-anaknya tidak segampang yang ia bayangkan, anak-anaknya tetep pengen sekolah di kota....
yaaah.. orangtua mana sih yang ga luluh bila dihadapkan pada keinginan anak-anak yang dicintainya? Lha wong penguasa nusantara selama 30 tahun aja ga bisa berbuat banyak kalo udah berhadapan dengan anak-anaknya. tidak terkecuali keluarga bahagia ini.. daripada tiap hari ga tega liat anak-anaknya melakukan perjalanan jauh naek angkutan umum untuk sekedar bisa dibilang keren karena sekolah di kota, yaa udah dech orangtua aja yang ngalah.. dijual lagi deh rumah di desa nya, ngambil rumah kreditan, dan pindah lagi ke kota...... hadeuuhhh...... :)
Selasa, 16 Oktober 2012
Keadilan Tuhan..
Mereka yang sedang senang hati tentu saja mengatakan bahwa
Tuhan sangat adil, sebaliknya mereka yang sedang bersusah hati, gundah gulana,
galau dan sebagainya rawan untuk mempertanyakan apa benar Tuhan itu adil...
Semua ajaran agama menyatakan bahwa Tuhan Maha Adil, kalo ga
adil tentu aja Dia bukan Tuhan. Islam menggambarkan bahwa Tuhan Maha Adil
kepada manusia dengan mencontohkan bahwa manusia akan mendapatkan
balasan/ganjaran akan segala perbuatannya, bahkan sebesar debu sekalipun
kebaikan atau kejahatan manusia akan dibalas. Namun ada perbedaan antara
balasan perbuatan baik dan jahat yaitu jika manusia berbuat jahat maka manusia
tersebut hanya akan mendapat balasan yang sama dengan kejahatannya, sedangkan
jika manusia berbuat baik, maka ia akan mendapatkan ganjaran berpuluh kali
lipat. Dalam hal niatan untuk melakukan perbuatan baik atau jahat pun ada
perbedaan yaitu manusia tidak mendapatkan dosa sebelum niat jahatnya
dilaksanakan sebaliknya untuk perbuatan baik, baru niat saja sudah dicatat
sebagai pahala, dan bila manusia mengurungkan niatnya untuk berbuat jahat, ia
pun mendapatkan pahala.
Sabtu, 13 Oktober 2012
Cara sederhana untuk bahagia....
Banyak orang melakukan upaya terlalu keras untuk bahagia. Mungkin
mereka menyalahartikan pesan kata orang bijak yang katanya “kebahagiaan perlu
diperjuangkan”. Terlalu banyak upaya, kerja keras, banting tulang and tokh
kebahagiaan yang mereka dambakan tidak jua kunjung datang...
Ada cerita sederhana yang menggambarkan bahwa kebahagiaan
sebenarnya mudah untuk didapatkan:
Minggu, 07 Oktober 2012
Jabatan adalah sebuah tanggung jawab...
Jika kita ingat lagi sejarah kehancuran perekonomian
Indonesia dan sebagian negara lain di dunia Tahun 1997, mungkin kita bisa ingat
kata Jefrey Winter (ekonom) bahwa masalah utama yang dihadapi
bangsa kita ada tiga : pemimpin yang korup, aturan yang bisa dibeli dan
masyarakat yang susah diatur. Dan tentu kita bisa ingat lagi kata Mahatir Muhammad bahwa Malaysia dan
Indonesia – sebagai sama2 orang Melayu- mempunyai penyakit yang sama (penyakit
hati).. tentu saja kita bisa
menafsirkan statement orang-orang cerdas ini dengan perspektif kita
masing-masing dan rasanya sich Anda juga tidak berkeberatan jika saya juga
punya pemahaman sendiri...
Sampai detik saya tuliskan ini, saya tidak habis pikir,
kenapa masih banyak sekali diantara kita yang menginginkan untuk mendapatkan
jabatan/kedudukan terutama di organisasi-organisasi kemasyarakatan / instansi
publik. Kita semua tau bahwa mengurus kumpulan
orang dengan karakter yang berbeda-beda itu sangat sulit dan akan lebih sulit
lagi jika mereka sulit diatur, sakarepe dewek, semaunya sendiri seperti
yang diwarningkan oleh Mr. Jefrey diatas... tapi kenapa kita masih menginginkan
untuk mengurusi orang-orang yang sangat potensial untuk musingin kita ini??
Apakah memang sudah demikian terpatrinya pada image masyarakat bahwa
jabatan/kedudukan adalah sebuah kehormatan/kemuliaan hidup yang pantas untuk
diperjuangkan, sehingga banyak sekali diantara kita yang rela mempertaruhkan
aset keluarga untuk bersaing dalam pemilihan kepemimpinan, ato ada pula yang
rasanya rela kehilangan nuraninya sendiri dengan cara menjilat kesana-kemari
untuk sekedar mendapatkan kesempatan untuk menduduki posisi tertentu? Ato mungkin
penulis yang terlalu sinis karena nyatanya tidak ada seorangpun baik yang telah
menduduki jabatan ato yang sedang mengupayakannya merasa telah berlaku seperti
itu... saya sendiri ga yakin, yang saya tau saya sering mendengar banyak orang
yang mengatakan seperti yang saya gambarkan sekalipun mereka sendiri di lubuk
hatinya yang paling dalam mungkin merasa telah, pernah, ato mungkin saja
melakukan hal yang sama...
Sabtu, 06 Oktober 2012
MAKNA KEKAYAAN BAGI MANUSIA BERDASAR PERKEMBANGAN USIA...
Mungkin kita sering dibingungkan dengan prilaku manusia yang
terkesan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan. Memang banyak
upaya yang halal tapi tidak jarang yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji
semisal mengambil hal orang lain, memperebutkan warisan, menipu via telpon,
menghipnotis sampe yang lagi rame-ramenya masalah korupsi. Kadang-kadang kita
suka bingung sebenernya apa sich maknanya kekayaan bagi manusia hingga mereka
tega kehilangan nurani, harga diri bahkan kehormatan untuk mendapatkannya....
Iseng-iseng mari kita cermati makna kekayaan berdasarkan
usia :
1. Masa balita
Bagi seorang balita, kekayaan dapat memberi makna ketika dia
(orangtuanya) bisa memilih tempat dimana ia dilahirkan, mendapatkan asupan
makanan dan mainan yang memadai serta tentu saja jadi lebih banyak tawa karena
lebih banyak fasilitas. Pada usia ini kekayaan orangtua akan memberi banyak
arti karena memang menurut ajaran agama juga, masa balita adalah masa-masa pemanjaan anak, diikuti segala
kemauannya, karena pada masa ini balita dianggap belom ngerti apa-apa,
perlakuan yang baik pada mereka diharapkan dapat membawa dampak positif dimasa
dewasanya. Kekayaan juga memberi makna sangat positif pada masa ini karena
banyaknya materi mengartikan pula kecukupan gizi bagi mereka, coba dech
perhatikan perkembangan anak-anak yang terpenuhi makanannya dan yang kurang
gizi.. beda khan ?
2. Masa remaja
Ini adalah masa transisi yang katanya anak-anak sedang
mencari jati dirinya. Pada masa ini orangtua harus dapat lebih selektif
menggunakan kekayaannya karena bisa jadi berdampak negatif. Pemanjaan dalam
arti kata pemenuhan segala kebutuhan tidak diperlukan pada periode ini,
sebaliknya kekayaan yang seandainya dimiliki pun harus bisa mengarahkan para
remaja untuk bisa belajar mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluarannya.
Umumnya otak remaja sudah mulai berfikir, tidak jarang kekurangan materi
(=kemiskinan) membentuk remaja-remaja yang lebih tahan banting. Mungkin semua
tau cerita “Choirul Tanjung -si anak singkong”yang kaya raya, masa remajanya
penuh perjuangan khan? Coba bandingkan dengan remaja-remaja yang dimanjakan
dengan materi, mungkin banyak yang di masa dewasanya sukses tapi rasanya sih
yang ga sukses lebih banyak lagi.... dan cerita model anak singkong ini rasanya
sih bukan hal baru karena daridulu juga banyak banget cerita model begini
seperti cerita presiden kedua kita yang dari anak petani jadi penguasa selama
lebih 30 tahun, cerita pemilik kursus yang jadi miliarder dan lain sebagainya. Intinya
beratnya perjuangan hidup lah yang membentuk “fighting spirit” yang tinggi hingga
mereka jadi pribadi-pribadi yang tangguh... jadi pada masa ini, kekayaan tidak banyak memberi makna positif jika
kita tidak bijak menggunakannya...
Jumat, 05 Oktober 2012
Siapa yang jahat...?
Ada yang menyampaikan bahwa pada dasarnya semua manusia itu
baik. Katanya semua kita terlahir polos,
kemudian perlakuan orang tua dan lingkungan lah yang membentuk seseorang
menjadi baik ato jahat. Pada umumnya jika masa kecil dan perlakuan lingkungan
kepadanya baik maka mereka jadi baik, sebaliknya jika perlakukan yang diterima
jahat maka menjadi jahatlah mereka. Tentu saja ada pengecualian dalam
segala sesuatu, ada orang yang diperlakukan sangat baik,dilayani, dimanjakan,
namun tetap jadi jahat. Sebaliknya ada pula yang diperlakukan kejam oleh
lingkungan namun malah jadi manusia yang sangat baik dan peduli pada
lingkungannya. Katanya sich, semua berasal dari hati, pada setiap hati manusia, bersemayam dua ekor gogog yang selalu
bertarung, gogog baik dan gogog jahat, kehidupan dan perkembangan kedua gogog
ini sangat tergantung dengan makanan yang diberikan kepadanya, jika gogog
baik yang diberi makanan maka ia yang jadi gemuk, tumbuh dan berkembang,
sebaliknya jika gogog jahat yang diberi makanan maka gogog jahatlah yang hidup
dan mempengaruhi cara pandang pemilik hatinya...
Kamis, 04 Oktober 2012
kok nikah lagi ? hehe..
“Pa, Limbad nikah lagi!”gitu kata mamanya anak-anak tadi
sore. Gatau kenapa si mamam ini seneng banget nonton infotainment kayak ibu-ibu
aja, saya yang lagi ngotak-ngatik blekmberi jadi pura-pura kaget, “Öhya? Hebat !
tapi semua kekayaan Limbad senilai 30 Milyar dikasih istri tuanya semua loh, Ma”
getoh respon saya... si Mamam jadi manyun, “ga ngebelain istrinya Limbad, Cuma cerita
aja Paaa..”.. hehe..ya sama lah, saya juga apa urusannya ngebelain Limbad lha
wong dia tau dan mesti faham dengan segala tindakannya, hanya sebagai lelaki
kira-kira saya bisa sedikit “merasakan” apa yang ada di hati seorang Limbad...
itu pun gatau bener ato ga nya..
Ga gitu tertarik sih sama urusan Limbad ato siapapun dengan
keluarganya, kita khan dah ngerti bahwa tiap orang punya urusan dalam negeri masing-masing.
Kita melihat hal-hal seperti itu untuk cermin diri aja, siapa tau kita-kita
orang mengalami masalah serupa. Katanya juga “kesalahan ato musibah yang
terjadi sekalipun tetap akan indah jika terjadinya pada orang lain”...
Saya sendiri emang daridulu suka memperhatikan kenapa ya
banyak keluarga yang keliatan romantis, so mesra tapi nyatanya ibarat ada api
dalam sekam, seperti “sleeping wit and enemy”, banyak wanita ga habis pikir
kenapa suaminya yang keliatan sopan, baik, alim bisa berpaling pada wanita lain
setelah ia memberikan segala yang terbaik yang dapat diberikannya. Mungkin pria
pun tiada berbeda, banyak pria yang dikejutkan di masa tuanya ketika mereka
melihat istri dan ibu dari anak-anaknya mencari kepuasan lain di luar. Apa yang
salah dengan diri mereka selama ini ??
Ga tau menurut Anda yang baca karena kita menjalani
kehidupan yang berbeda dengan cara berikir yang berbeda pula, namun seperti
kata orang “sharing di jalan kebaikan
adalah wajib”dan tentu saja akan banyak manfaatnya sepanjang kita tidak
me-misunderstandingkannya.. Menurut pendapat saya, ada beberapa hal yang
bisa membuat pasangan kita punya peluang untuk berpaling, diantaranya :
1. Tidak (saling) mengenali keinginan pasangan
kita
Setelah sekian lama pasangan suami isteri
hidup bersama, apa kita yakin saling mengetahui keinginan masing-masing? Orang banyak menyederhanakan keinginan antar
gender ini dengan mengatakan bahwa “wanita
menginginkan uang dan pria menginginkan sex” tapi jika kita tanyakan secara
individu maka saya berkeyakinan bahwa keinginan mereka tidak sesederhana itu. Banyak wanita yang menolak menikah dengan
pria kaya dan ganteng kemudian memilih pria yang biasa yang ga punya apa-apa
menunjukkan bahwa bukan semata-mata uanglah yang bisa membuat wanita bahagia. Kebalikannya
jika dikatakan bahwa yang diinginkan pria adalah sex, kenapa banyak kasus pria
yang berpaling dari pasangan wanitanya yang cantik, molek, dan baik hati dan
mengejar cinta wanita yang jelek dan gada orang lain yang mau kecuali dirinya
sendiri?
2. Kurang komunikasi
Mudah
bagi kita untuk berkomunikasi dengan sesama jenis namun akan sangat berbeda
jika kita berbicara dengan lawan jenis, ga peduli lawan jenis ini adalah
makhluk yang udah sering jalan bareng, bobo bareng sampe mandi bareng, tetap
sulit untuk berbicara antar jenis. Kenapa ? karena kita berbicara dengan
bahasa yang berbeda, sebaik apapun nilai pelajaran bahasa di sekolah dulu akan
kurang bermakna dalam hal komunikasi antar jenis jika kita kurang memahami
emosi lawan jenis kita. Pria dan wanita
berbicara dengan “bahasa”yang berbeda karena pandangan, keinginan dan harapan
mereka juga berbeda. Dan siapa
sangka jika seringnya “misunderstanding”ini membuat banyak pasangan enggan
untuk berkomunikasi, mereka malah kemudian lebih nyaman untuk terbuka
kepada teman-temannya masing-masing. Dan dalam kondisi kronis, mungkin tidak
jarang diantara kita yang justru lebih nyaman untuk berkomunikasi dengan orang
lain yang jelas-jelas bukan peruntukan kita....
3. Tidak mau introspeksi diri
“semut di seberang lautan keliatan, gajah di pelupuk mata ga
keliatan” itu rumus umum yang berlaku bagi kita semua, mudah bagi kita
menyalahkan pasangan kita yang kurang romantis, kurang perhatian, kurang sayang
dan lain sebagainya, namun pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri kenapa
pasangan kita berperilaku seperti itu.. Secara pribadi saya seneng sekali pada
ungkapan “jika rumput di halaman
tetangga lebih hijau dari halaman kita maka mungkin tetangga kita lebih rajin
menyirami rumputnya daripada kita”.
Senin, 01 Oktober 2012
Siapa yang individualis ?
Awalnya saya berfikiran penduduk negara maju itu yang
individualis, keliatan dari cara mereka jalan, lempeng-lempeng aja ke depan ga
ngurusin orang lain, apalagi kalo lagi makan, ga akan mau nawarin sebelahnya,
punya roti satu kaleng juga dimamam aja sendiri.. perilaku seperti ini juga
nular ke orang-orang indonesia yang pernah tinggal di luar negeri, mungkin
kebiasaan yang terbawa pulang getoh, bawaannya jadi terkesan cuek dan mikirin
diri sendiri...
Tapi menurut pendapat temen saya –Mr.Didiet T Nurdin yang cerdas dan brilliant-, perilaku seperti itu bukan dinamakan individualis tapi dapat dikatakan tindakan yang sangat menghargai orang lain. Kita ambil contoh saja, di lingkungan kita sering sekali kita mendapat undangan untuk acara-acara sosial yang sebenernya ga penting-penting banget, katakanlah arisan, mancing bersama, pertemuan RT, selametan lahiran, dan lain-lain . Kalo kita ikuti semua undangan yang datang untuk kita, mungkin waktu kita akan habis untuk kesonoh-kemarih, income kita per bulan ga akan ada sisanya, ibu-ibu gakan sempat ngurus keluarga karena kesonoh kemarih acara keluarga, anak-anak juga ga kan sempet belajar kalo ngikut2 orang tuanya yang bolak-balik kayak setrikaan... di negara maju, mungkin penduduknya sudah menyadari bahwa tiap orang punya urusan masing-masing, “its my business not yours !” getoh katanya, jadi kalo mereka mo makan yaa makan aja sendiri, bukan masalah mereka pelit tapi mereka emang menghargai mungkin orang lain yang akan diajak makan sedang punya urusan yang dikerjakan....
Langganan:
Postingan (Atom)