selamat datang di blog yang dikhususkan buat teman2 yang interest di bidang transportasi.....

(selaen transport juga gpp c.. sing penting happy! heheh)

Sabtu, 06 Oktober 2012

MAKNA KEKAYAAN BAGI MANUSIA BERDASAR PERKEMBANGAN USIA...



Mungkin kita sering dibingungkan dengan prilaku manusia yang terkesan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan. Memang banyak upaya yang halal tapi tidak jarang yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji semisal mengambil hal orang lain, memperebutkan warisan, menipu via telpon, menghipnotis sampe yang lagi rame-ramenya masalah korupsi. Kadang-kadang kita suka bingung sebenernya apa sich maknanya kekayaan bagi manusia hingga mereka tega kehilangan nurani, harga diri bahkan kehormatan untuk mendapatkannya....
Iseng-iseng mari kita cermati makna kekayaan berdasarkan usia :

1. Masa balita
Bagi seorang balita, kekayaan dapat memberi makna ketika dia (orangtuanya) bisa memilih tempat dimana ia dilahirkan, mendapatkan asupan makanan dan mainan yang memadai serta tentu saja jadi lebih banyak tawa karena lebih banyak fasilitas. Pada usia ini kekayaan orangtua akan memberi banyak arti karena memang menurut ajaran agama juga, masa balita adalah masa-masa pemanjaan anak, diikuti segala kemauannya, karena pada masa ini balita dianggap belom ngerti apa-apa, perlakuan yang baik pada mereka diharapkan dapat membawa dampak positif dimasa dewasanya. Kekayaan juga memberi makna sangat positif pada masa ini karena banyaknya materi mengartikan pula kecukupan gizi bagi mereka, coba dech perhatikan perkembangan anak-anak yang terpenuhi makanannya dan yang kurang gizi.. beda khan ?

2. Masa remaja
Ini adalah masa transisi yang katanya anak-anak sedang mencari jati dirinya. Pada masa ini orangtua harus dapat lebih selektif menggunakan kekayaannya karena bisa jadi berdampak negatif. Pemanjaan dalam arti kata pemenuhan segala kebutuhan tidak diperlukan pada periode ini, sebaliknya kekayaan yang seandainya dimiliki pun harus bisa mengarahkan para remaja untuk bisa belajar mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluarannya. Umumnya otak remaja sudah mulai berfikir, tidak jarang kekurangan materi (=kemiskinan) membentuk remaja-remaja yang lebih tahan banting. Mungkin semua tau cerita “Choirul Tanjung -si anak singkong”yang kaya raya, masa remajanya penuh perjuangan khan? Coba bandingkan dengan remaja-remaja yang dimanjakan dengan materi, mungkin banyak yang di masa dewasanya sukses tapi rasanya sih yang ga sukses lebih banyak lagi.... dan cerita model anak singkong ini rasanya sih bukan hal baru karena daridulu juga banyak banget cerita model begini seperti cerita presiden kedua kita yang dari anak petani jadi penguasa selama lebih 30 tahun, cerita pemilik kursus yang jadi miliarder dan lain sebagainya. Intinya beratnya perjuangan hidup lah yang membentuk “fighting spirit” yang tinggi hingga mereka jadi pribadi-pribadi yang tangguh... jadi pada masa ini, kekayaan tidak banyak memberi makna positif jika kita tidak bijak menggunakannya...


3. Masa dewasa
Masa dewasa ini bisa kita pilah jadi dua periode : pra nikah dan setelah berkeluarga.

3a.Masa pra nikah
Pada masa pranikah, kekayaan bisa membawa nilai positif baik untuk pria maupun wanita karena pada masa sekarang ini yang apa-apa harus beli umumnya manusia jadi pada matre getoh. Nilai jual pria kaya akan sangat jauh berbeda dengan pria biasa-biasa saja. Seandainya para wanita disuruh memilih pria kaya dengan tampang standar dan pria ganteng dengan penghasilan standar kayaknya sich mereka akan milih alternatif pertama. Buat para pria tentu saja casenya sedikit berbeda karena sekalipun pria juga matre tapi mereka lebih mementingkan kepuasan bathin (=sex) daripada materi hingga pria akan memilih wanita yang menurut mereka cantik dengan kepemilikan standar daripada wanita berparas standar sekalipun punya kekayaan melimpah.
Pada masa ini, baik pria atau wanita bisa sangat terjebak dengan teori mereka sendiri. Ingat bahwa katanya kebanyakan wanita bisa belajar mencintai pasangannya sekalipun awalnya mereka kurang mencintainya, tentu saja asalkan kebutuhan mereka terpenuhi. Pada kenyataannya tidak demikian karena bagaimanapun hati tidak pernah bisa dibohongi, ada perbedaan sangat besar antara pemenuhan kebutuhan lahir dan pemenuhan kebutuhan bathin,  dan ketahuilah di hati wanita yang paling dalam, mereka menginginkan pasangan ideal, yang secara fisik menarik, punya kekayaan, baik hati, dan mencintai mereka dengan sepenuh hati. Demikian pula para pria, tidak jarang pria yang berfikiran bahwa mereka bisa membeli apapun yang dibutuhkannya, banyak pria kaya berfikiran bahwa semua wanita bisa jatuh cinta pada pria kaya, pada kenyataannya mereka akan tersadarkan bahwa hati manusia tidak akan pernah terbeli dan jikapun ada wanita yang mencintai mungkin bukan dirinya yang dicintai tetapi kekayaannya lah yang menjadi perhatian utama lawan jenisnya..
Jadi, kekayaan pada masa pra nikah bisa bernilai positif untuk meningkatkan nilai jual pemiliknya sekaligus potensial bermakna negatif karena bisa menimbulkan misunderstanding..

3b. Masa setelah menikah
Katakanlah mereka sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Sangat beruntunglah keluarga-keluarga yang hidup dengan dasar cinta bukan berdasar cinta kekayaan. Namun kita tetap harus bisa berbangga karena banyak sekali keluarga yang bisa bertahan sekalipun pada awalnya tidak didasari perasaan itu. Anggap saja kekeliruan cara pandang tentang kekayaan bisa diabaikan dan mereka bisa mengalihkan kekayaan yang dimilikinya untuk memperbaiki kualitas keturunan-keturunannya. Bisa dikatakan bahwa Kekayaan pada masa setelah menikah ini bisa memberi banyak makna yaitu untuk mempertahankan hubungan yang garing dan memperbaiki kualitas generasi penerus..

4. Masa setengah tua
Masa setengah tua adalah masa rentan untuk semua manusia, tidak membedakan gender, baik pria atau wanita akan mulai mempertanyakan eksistensi dirinya, makna hidupnya, untuk apa ia melanjutkan aktivitas, siapa yang benar-bernar membutuhkannya dan lain sebagainya. Kekayaan yang dimiliki oleh manusia-manusia pada peride labil ini bisa sangat berbahaya.  Masa setengah tua bisa jadi lebih mengkhawatirkan daripada masa remaja karena remaja bagaimanapun masih punya orangtua yang masih bertanggung jawab dan mengarahkan, sementara pada masa setengah tua, mereka lah yang punya tanggung jawab, sudah dianggap dewasa namun kenyataannya mereka berada pada tahapan kegamangan. Perhatikan apa yang dilakukan oleh orang-orang bingung, mereka berlarian kesana kemari tak tentu arah, kadang emosi berlebihan, frustasi dan lain sebagainya. Kemudian bandingkan pelampiasan kebingunan orang-orang kaya dengan mereka yang ga punya : realisasi “kemarahan”orang-orang kaya lebih bersifat menghancurkan karena mereka menguasai fasilitas dan kesempatan, sementara kita tidak perlu mengkhawatirkan emosi mereka yang tidak mampu, karena bagaimanapun mereka ingin melampiaskan kegalauannya, mereka tetap tidak punya peluang dan kesempatan, paling-paling mereka hanya bisa melamun saja !
Jadi kekayaan pada masa setengah tua ini bisa berbahaya jika manusia-manusia yang mengalami periode ini tidak belajar makna kehidupan dalam arti kata yang sebenarnya....

5. Masa lanjut usia
Masa ini dapat dikatakan sebagai masa ujur, ibarat matahari udah condong ke barat, udah mau ashar, pada masa ini seharusnya manusia-manusia udah tau bahwa kekayaan (seperti halnya keelokan paras, tingginya jabatan/kedudukan sosial, tingkat pendidikan dan lain sebagainya yang pada awalnya dikejar-kejar) bukanlah yang utama untuk kemuliaan hidup. Penerimaan, keikhlasan, kebaikan kepada sesama adalah hal-hal yang lebih penting dari itu semua. Tidak jarang orang-orang kaya yang semasa muda dan sehatnya banyak teman, kemudian dijauhi di masa tuanya karena kesombongan, pelit, dan keserakahannya.
Kekayaan yang bermakna pada masa ini adalah kekayaan yang didermakan, didistribusikan kepada sesamanya, bukan kekayaan yang dimiliki atas namanya karena sebentar lagi kekayaan itu akan hilang, berganti kepemilikan dan akan menjadi ajang perebutan para pemburu harta generasi berikutnya.....
 
Demikian menurut pendapat saya yang saya sendiri ga yakin waktu menuliskannya. Kalo diresumekan, kekayaan memberi makna sangat positif bagi balita dan manusia berkeluarga, bisa positif da negatif untuk masa remaja dan dewasa pra nikah dan bisa sangat berbahaya pada masa setengah tua... di masa tua, kekayaan akan sangat bermakna ketika kekayaan kita didistribusikan di jalan yang benar.. beginohhh.. kaleeee.....hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar